Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hidup untuk Arti Bukan karena Hari

19 Maret 2022   09:52 Diperbarui: 27 Maret 2022   17:15 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terlalu sibuk kerja. (sumber gambar: Alan Cleaver/Flickr via kompas.com)

Maka walaupun saat ini kamu lagi sakit kamu bisa melayani Tuhan, doakanlah keluargamu, orang-orang yang kamu kenal agar mereka bisa hidup benar, karena kita tidak tahu sampai kapan Tuhan memberikan waktu pada kita.

Bersyukurlah kalau kita bisa hidup dan berkarya untuk Tuhan pada usia yang muda, kalau setelah usia 70 tahun maka tidak banyak yang bisa kita lakukan. 

Oleh karena itu bapak, ibu, selama masih usia produktif lakukanlah sesuatu untuk Tuhan, karena setelah 70 tahun bisa jadi mata kita akan kabur, pikiran kita akan pikun, tidak banyak yang bisa kita perbuat.

Kalau dalam usia produktif manusia tidak mau hidup baik, tidak mau menghitung hari-harinya sehingga beroleh hati yang bijaksana maka yang terjadi murka Allah akan terus menanungi hidupnya. Maka orang-orang yang di naungi murka Allah dari sisi luar kelihatan sukses, berhasil tetapi jiwa dan hatinya geilsah, cemas, frustrasi, tidak ada kedamian sejati.

Bagaimana mungkin ada kedamaian sejati kalau orientasinya bukan untuk Tuhan. Kalau orang orientasinya untuk dirinya pasti yang selalu timbul adalah kesombongan, iri hati, tidak pernah puas, walaupun sudah kaya dan punya jabatan karena selalu melihat pada diri bukan pada Tuhan. 

Cobalah lihat orang di sekitar kita yang orientasinya hanya diri dan harta. Pasti hal-hal ini yang ada, dari luar kelihatan sukses tetapi dari dalam penuh dengan kehancuran.

Saya pernah mendengar dan membaca kesaksian Ari wibowo. Dia adalah pria yang tampan, kaya dan pada masa muda sering gonta-ganti pacar tetapi walaupun sampai puncak polpularitasnya , ia tidak pernah puas, terus mabuk-mabukan.

Setelah bertobatpun hidupnya belum sungguh-sungguh, ia masih behubungan seks dengan pacarnya, dan dia merasa tidak salah karena pacarnya sendiri.

Tetapi setelah mengalami karya mukjisat termasuk kecelakaan mobil, dan yang lainnya. Maka hidupnya berubah total : ia tidak mabuk-mabukan, tidak mau mebintangi film kekerasan, tidak jadi model iklan rokok, dan mau membiayai buku panduan membaca Alkitab.

Bagaimana dengan pacarnya. Ari katakan saya minta selesai hubungan, tetapi ia tidak mau. Saya terus berdoa, dan satu hari ia sendiri yang minta putus. Karena Ari malu, ia katakan mengapa kita putus ? Pacarnya katakan kita berdua berbedanya sudah sangat jauh, tapi dalam hatinya Ari katakan "Puji Tuhan"

Sejak tidak membitangi film laga dan iklan rokok, pendapatannya menurun, tetapi ia katakan saya puas, bahkan ia bersemangat untuk memberikan kesaksian tentang Kristus kepada anak-anak muda. Luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun