Oleh karena itu,  jangan cepat kagum kalau melihat orang-orang yang demikian, tetapi terutama lihat  hidupnya, buahnya yang di hasilkan apakah ia hidup benar atau tidak ? karena terkadang Tuhan juga mengijinkan akan orang yang jahat seperti Yudas bisa melakukan hal-hal yang supranatural tetapi belum tentu hidupnya benar. Hanya pohon yang baik saja, yang bisa menghasilkan buah yang baik. Jadi lihat hidupnya jangan hanya lihat kuasa yang dimilikinya.
Saya juga pernah membaca tentang seorang pendeta di USA, setiap bulan  ia selalu pergi ke tempat prostitusi, tetapi gereja yang di pimpinnya selalu penuh, orang sangat kagum akan penglihatan-penglihatannya, tiba-tiba di tengah kebaktian dia tunjuk pada jemaatnya yang baju kuning yang di sebelah sana kamu sakit jantung, atau kamu lagi bermasalah dalam hal keuangan, dan jemaat itu kaget dan mengatakan iya.
Ternyata ada orang yang mengetahui dia pergi ke tempat prostitusi dan tidak percaya terhadap seluruh penglihatan-penglihatanya dan mulai menyelidiki, dan di ketahui bahwa pada waktu jemaat datang maka penerima tamunya selalu bertanya bapak/ibu sakit apa, lagi masalah apa ? dan hal itu di sampaikan kepada pendetanya. Jadi sebelum pendetanya berkhotbah dia sudah mengetahui jemaat-jemaat  mana yang lagi bermasalah.
Oleh karena itu jangan hanya kagum kepada orang yang sepertinya punya kuasa, tetapi lihat hidup mereka. Apakah mereka betul-betul hidup berkenan kepada Tuhan atau tidak ? Â Â
Ini juga koreksi buat diri kita, walaupun kita sangat hebat dalam pelayanan, belum tentu hidup kita juga beres, jadi pengurus/majelis gereja yang berwibawa, waktu kita ngomong orang kagum luar biasa, kita sangat hebat dalam pekerjaan-pekerjaan, tetapi belum tentu hidup kita juga beres. Karena jangan sampai kita hanya diijinkan Tuhan untuk memiliki kemampuan/kuasa yang luar biasa tapi akhirnya kita di tolak karena berbuat jahat. Sayang sekali.
Oleh karena itu hidup kita harus terus dikoreksi oleh Firman Tuhan, apakah saya  hidup sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak, harus terus mengoreksi diri, jangan hanya melihat kemampaun dan kuasa yang dimiliki karena semuanya itu tidak selamanya menunjukkan bahwa kita hidup benar.
Orang yang jahat itu lama-kelamaan akan di ketahui dari buah/hidupnya. Ternyata Yudas itu walaupun adalah murid Tuhan Yesus, tetapi dia adalah orang yang serakah. Lama-kelamaan kelihatan bahwa dia serakah. Dia hanya melihat pada dirinya dan sangat ingin memenuhi keserakahan nafsunya.
Injil Yohanes 12 :7-8 mengatakan Yudas adalah seorang pencuri, sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (bendahara yang tidak jujur). Keserakahannya sangat terlihat pada waktu ia tidak senang minyak narwastu yang mahal itu  diminyaki pada kaki Tuhan Yesus.
Yudas mengatakan : Mengapa minyak narwastu seharga 300 dinar tidak dijual dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin, hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang miskin tetapi karena ia pencuri. Dia sangat serakah, dia tidak ingin minyak yang mahal itu di buang-buang, tetapi kalau bisa dia memiliki minyak itu. Karena minyak seharga 300 dinar itu berarti upah bekerja selama 300 hari (10 bulan). Besar sekali, makanya Yudas ingin memiliki minyak itu.
Oleh karena Yudas sudah di kuasai oleh keserakahan maka walaupun diperingatkan oleh Tuhan Yesuspun ia tidak mau mendengar.  Dalam injil Markus, Yesus berkata  "Sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku...Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Tuhan berkata sangat keras : Lebih baik orang itu sekiranya tidak di lahirkan karena telah menjual Anak manusia, tetap tidak di dengarnya, nafsu keserakahan sudah menguasainya. Jadi walaupun gurunya atau orang yang dikaguminya menegurnya tidak di dengar karena hidupnya sudah di kuasai oleh nafsu bukan lagi dikuasai/ di kendalikan oleh Firman Tuhan.