Mohon tunggu...
Seni Aprilliana
Seni Aprilliana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Emotional Intelligence Dari Daniel Goleman

18 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   19:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Goleman,

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence),menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri,teori Emotional Intelligence dari Daniel Goleman adalah menggambarkan kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, mengelola, dan memanfaatkan emosi mereka sendiri dan orang lain dengan cara yang positif dan konstruktif,Goleman kemudian mempopulerkan ide tersebut melalui bukunya yang berjudul Emotional Intelligence.

beberapa alasan mengapa kecerdasan emosional sangat penting yaitu sebagai berikut:

1.Pengelolaan Konflik yang Lebih Baik

individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi lebih mampu mengelola konflik dengan cara yang konstruktif dan efektif. Mereka dapat mendengarkan perspektif orang lain, mengelola emosi mereka sendiri selama konflik, dan bekerja menuju penyelesaian yang memuaskan bagi semua pihak.

2.Pengaruh terhadap Kesuksesan Karier

Kecerdasan emosional mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan mengelola stres di tempat kerja. Individu dengan EQ tinggi seringkali lebih mampu beradaptasi dengan perubahan dan lebih baik dalam memimpin atau bekerja dalam tim .

3.Pengembangan Kepemimpinan

Kecerdasan emosional adalah salah satu kualitas utama yang membedakan pemimpin yang efektif dari yang kurang efektif.

4.Peningkatan kesehatan mental

Kecerdasan emosional membantu individu untuk lebih baik mengelola perasaan mereka, yang dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Ini juga meningkatkan kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat dan memahami perasaan orang lain, yang pada gilirannya memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Ada beberapa komponen kecerdasan Emosional menurut Daniel Goleman yaitu sebagai berikut:

1.Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri serta pengaruhnya terhadap pikiran dan perilaku. Individu yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dapat memahami kekuatan dan kelemahan mereka, serta mengetahui bagaimana perasaan mereka memengaruhi keputusan dan tindakan mereka. Ini juga mencakup kemampuan untuk memahami bagaimana perasaan bisa memengaruhi hubungan sosial dan interaksi mereka dengan orang lain.

Contoh: Seseorang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi mampu merasakan ketika mereka merasa stres atau cemas, dan memahami bahwa perasaan tersebut dapat memengaruhi perilaku mereka di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi.

2.Pengelolaan Diri 

Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi yang kuat dan impulsif, serta untuk mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat dan konstruktif. Ini melibatkan kemampuan untuk mengelola stres, menjaga ketenangan dalam situasi sulit, dan tidak mudah terbawa emosi negatif. Individu dengan pengelolaan diri yang baik cenderung lebih stabil, dapat berpikir jernih, dan tidak terburu-buru dalam membuat keputusan.

Contoh: Jika seseorang merasa marah saat rapat, mereka dapat menahan diri untuk tidak meluapkan kemarahan tersebut dan memilih untuk berbicara dengan tenang serta berbasis pada pemikiran rasional.

3.Motivasi

Motivasi dalam konteks kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan dan mempertahankan komitmen terhadap pencapaian tersebut meskipun menghadapi hambatan atau kegagalan. Individu yang memiliki motivasi yang kuat biasanya optimis, berorientasi pada tujuan, dan memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai keberhasilan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Contoh: Seorang karyawan yang memiliki motivasi tinggi akan terus berusaha mencapai target meskipun menghadapi tantangan atau kegagalan sementara, karena mereka memiliki pandangan jangka panjang tentang tujuannya.

4.Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan melihat dunia dari perspektif mereka. Ini melibatkan kemampuan untuk merasakan dan mengidentifikasi perasaan orang lain, serta respons yang sensitif terhadap kebutuhan dan emosi mereka. Empati adalah keterampilan penting dalam membangun hubungan yang baik dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

Contoh: Seorang pemimpin yang empatik dapat memahami perasaan anggota tim yang mungkin sedang mengalami stres atau kesulitan, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka mengatasi situasi tersebut.

5. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang positif dengan orang lain. Ini mencakup kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, bekerja sama dengan orang lain, memimpin kelompok, serta menangani konflik dengan cara yang konstruktif. Individu yang memiliki keterampilan sosial yang baik mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, memotivasi orang lain, dan mengelola dinamika kelompok dengan bijak.

Contoh: Seorang manajer yang memiliki keterampilan sosial yang baik dapat membangun tim yang solid, memfasilitasi diskusi yang produktif, dan menyelesaikan konflik antar anggota tim dengan cara yang adil dan efektif. 

Kesimpulan:

Daniel Goleman (Emotional Intelligence) menyebutkan bahwa kecerdasan emosi jauh lebih berperan ketimbang IQ atau keahlian dalam menentukan siapa yang akan jadi bintang dalam suatu pekerjaan. Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun