Mohon tunggu...
Sendi Wijaya
Sendi Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Mpd Univeritas Pelita Harapan

Seorang mahasiswa magister pendidikan di Universitas Pelita Harapan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlukah Guru Memahami Kondisi Psikososial Siswanya?

21 November 2021   23:15 Diperbarui: 22 November 2021   20:14 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Teori

Erikson sangat mempercayai bahwa perkembangan pribadi seseorang terjadi melalui tahapan-tahapan, yang artinya satu tahapan yang terjadi pada awal hidup seseorang akan memberikan dampak terhadap perkembangan psikososial selanjutnya. Lantas, apa saja 8 tahapan psikososial yang dikemukakan oleh Erikson? Pada kesempatan kali ini, saya hanya akan membahas sampai 5 tahapan termasuk tahapan yang terjadi pada masa-masa sekolah. Berikut pembahasannya:

Tahap pertama, terjadi di awal kelahiran seorang manusia hingga usia 18 bulan. Tahap ini disebut sebagai kepercayaan dan ketidak percayaan. Apa maksudnya? Seperti yang kita tahu bahwa pada umur ini, seseorang masih sangat bergantung terhadap orang-orang di sekitarnya terutama orangtua mereka. Dari ketergantungannya inilah, kemudian seseorang mengembangkan kepercayaannya. Seorang individu pada tahap ini akan percaya kepada seseorang apabila orang tersebut memberikan apa yang mereka butuhkan seperti rasa cinta, sayang, aman serta kehangatan dan kebutuhan jasamani termasuk makanan dan minuman. Dengan kata lain, apabila pada tahap ini seorang individu tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari lingkungan sekitar entah itu orangtua atau pengasuh, maka  berpotensi terjadi ketidakpercayaan dan ketakutan di dalam individu tersebut. Dan ini yang nantinya akan berdampak pada perkembangan sosial nya.

Tahap yang kedua terjadi pada usia 2-3 tahun. Disebut juga sebagai tahap otonami vs rasa malu dan keraguan. Pada tahapan ini, seorang anak akan mulai berusaha untuk mandiri dan mengambil kontrol terhadap dirinya sehingga pada tahapan ini, individu perlu diberikan kesempatan-kesempatan untuk melakukan beberapa hal untuk mengembangkan kepercayaan dirinya.

Tahapan yang ketiga disebut Prakarsa dan rasa bersalah, terjadi ketika seorang individu berada di usia 3-5 tahun. Anak-anak pada usia ini mulai menunjukkan kekuatan serta kendali terhadap lingkungan sosialnya. Apabila pada tahapan ini, anak-anak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang tepat, maka anak tersebut dapat melewati fase ini dengan menumbuhkan sikap kepemimpinan serta inisiatif yang baik.

Tahapan yang ke empat adalah industry dan inferioritas, terjadi pada umur 6-11 tahun. Di sinilah tahap di mana anak sudah mulai bersekolah. Pada tahap ini anak akan mulai mengembangkan rasa bangga dan percaya diri terhadap kemampuannya serta prestasi yang ia dapatkan di sekolah. 

Kepercayaannya terhadap guru juga akan meningkat. Namun apabila baik guru dan orangtua memperlakukan mereka dengan keliru dengan tidak memberikan kebutuhan sosial yang mereka butuhkan seperti dukungan motivasi yang disampaikan dengan kata-kata positif, maka mereka akan kehilangan rasa percaya diri dan bangga terhadap dirinya sendiri.

Tahapan yang kelima adalah identitas dan kebingungan, terjadi pada usia 12-18 tahun. Anak-anak sudah mulai masuk masa remaja. Pada masa ini, anak-anak akan mulai mencari jati diri mereka serta mengembangkan kemandirian dan kontrol yang sangat kuat terhadap perasaan dan emosi mereka.

4. Kesimpulan

Menjawab pertanyaan pertama di pendahuluan, mengapa guru perlu memahami tahapan perkembangan psikososial yang sudah dibahas di atas, maka sudah jelas, dengan memahami perkembangan sosial seorang anak khususnya di masa-masa di mana mereka sangat membutuhkan dukungan dan motivasi dari guru dan orangtua dalam mengembangkan kemandirian, rasa bangga dan kepercayaan dirinya terhadap kemampuan yang ia perlihatkan kepada sekitarnya akan membuat anak-anak ini dapat melewati tahapan ini dengan baik sehingga diharapkan nantinya mereka bisa berkembang menjadi anak-anak yang penuh rasa bangga terhadap dirinya sendiri terhadap tindakan-tindakan positif yang mereka lakukan serta prestasi yang mereka dapatkan sekecil apapun itu. 

Hal ini bisa menjadi efek domino yang sangat baik untuk perkembangan generasi Indonesia berikutnya. Lantas, apa saja yang bisa dilakukan oleh guru untuk mendukung anak-anak pada tahapan-tahapan ini? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru di antaranya, meberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi ketua kelas, atau membantu tugas-tugas ringan guru di kelas, serta menjadi contoh baik bagi teman-teman di kelasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun