Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Bawah Langit Kelabu: Aku dan Dia Dilebur Hujan

4 Februari 2024   08:31 Diperbarui: 4 Februari 2024   08:33 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bibirmu terkatup rapat, menyimpan rahasia yang tak terkira,

Menyisakan jejak tanya yang menggerogoti jiwa.

Hujan terus turun, membasahi rambut dan wajah,

Membawa rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang.

Namun, di dalam genggamanmu, aku merasakan kehangatan,

Seolah ada secercah harapan di tengah kegelapan.

Kita terdiam dalam bisu, diiringi gemuruh hujan yang merdu,

Mencoba memahami luka yang terukir di kalbu.

Hujan menjadi saksi bisu pertemuan dua hati yang terluka,

Mencari jawaban di bawah langit kelabu yang tak terduga.

Di antara tarian air hujan yang tak terkira,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun