Rintik hujan menari di atas aspal basah,
Membawa aroma tanah dan kenangan yang terikat.
Aku berdiri di sini, di bawah langit kelabu,
Bersamamu, dibalut selimut air yang meredam pilu.
Tanganmu menggenggam erat tanganku,
Menyentuh jiwa yang terluka, merajut rasa yang terbuang.
Hujan turun tanpa henti, bagai simfoni alam yang menyanyikan melodi duka,
Menemani luka yang menganga, diiringi tarian air mata.
Matamu menatapku dengan penuh tanya,
Mencari jawaban di balik kabut yang menyapa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!