Aku memilih gubuk berlumut yang di dalamnya bersemayam cerita,
Rumahku, sarang kenangan, senandung senja di gubuk berlumut.
Puisi ini menggambarkan rumah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan tempat bernaungnya kenangan, cinta, dan kehangatan. Rumah bisa sederhana, bahkan terbuat dari bambu dan lumut, namun ia menyimpan makna yang jauh lebih dalam daripada kemewahan istana. Rumah adalah tempat di mana jiwa berpulang dan bertahan, di mana cerita berdenting, dan di mana senja menjadi simfoni yang tak terlupakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H