Di akhir debat, anak laki-laki itu beranjak berdiri. "Ibu, aku mau tidur," katanya.
Ibu itu mengangguk. "Ya, Nak, tidurlah. Besok kamu harus sekolah."
Anak laki-laki itu berjalan ke arah tempat tidurnya. Sebelum tidur, ia mencium pipi ibunya.
"Selamat malam, Bu," katanya.
"Selamat malam, Nak," kata ibu itu.
Anak laki-laki itu berbaring di tempat tidurnya. Ia memejamkan matanya dan membayangkan masa depan. Ia membayangkan dirinya sebagai presiden Indonesia. Ia membayangkan dirinya bisa membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik.
Ia yakin, dengan kerja keras dan dukungan ibunya, cita-citanya akan terwujud.
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki yang memiliki cita-cita untuk menjadi presiden. Ia bertekad untuk mewujudkan cita-citanya dengan belajar dan bekerja keras. Dukungan ibunya menjadi motivasi baginya untuk terus maju.
Cerpen ini bisa menjadi inspirasi bagi para pemuda Indonesia untuk mengejar cita-cita mereka. Dengan kerja keras dan dukungan orang tua, segala hal bisa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H