Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu, Aku Ingin Jadi Presiden

8 Januari 2024   13:46 Diperbarui: 8 Januari 2024   14:12 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamar kecil itu tampak begitu sempit dan pengap. Sebuah televisi berukuran 21 inci yang digantung di dinding menjadi satu-satunya sumber cahaya di ruangan tersebut.

Di hadapan televisi itu, seorang ibu dan anak laki-lakinya duduk berdampingan, memperhatikan debat capres ke-3 yang sedang berlangsung.

"Ibu, aku ingin jadi presiden," kata anak laki-laki itu, dengan mata yang berbinar-binar.

Ibu itu tersenyum. "Ya, Nak, aku tahu. Kamu selalu bilang ingin jadi presiden."

"Aku ingin membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik," kata anak laki-laki itu. "Aku ingin semua orang bisa hidup bahagia dan sejahtera."

Ibu itu mengangguk. "Itu cita-cita yang mulia, Nak. Tapi, menjadi presiden itu tidak mudah. Kamu harus belajar banyak hal, dan kamu harus siap menghadapi tantangan yang berat."

Anak laki-laki itu mengangguk lagi. "Aku tahu, Bu. Aku akan belajar dengan giat, dan aku akan berusaha keras untuk mewujudkan cita-citaku."

Ibu itu mengusap kepala anaknya dengan lembut. "Aku bangga padamu, Nak. Aku yakin kamu bisa mewujudkan cita-citamu."

Anak laki-laki itu tersenyum. Ia merasa sangat bahagia mendengar kata-kata ibunya.

Debat capres ke-3 berlangsung dengan sengit. Para calon presiden saling melontarkan serangan dan kritik. Namun, anak laki-laki itu tidak terlalu memperhatikan perdebatan tersebut. Ia lebih fokus pada cita-citanya untuk menjadi presiden.

Di akhir debat, anak laki-laki itu beranjak berdiri. "Ibu, aku mau tidur," katanya.

Ibu itu mengangguk. "Ya, Nak, tidurlah. Besok kamu harus sekolah."

Anak laki-laki itu berjalan ke arah tempat tidurnya. Sebelum tidur, ia mencium pipi ibunya.

"Selamat malam, Bu," katanya.

"Selamat malam, Nak," kata ibu itu.

Anak laki-laki itu berbaring di tempat tidurnya. Ia memejamkan matanya dan membayangkan masa depan. Ia membayangkan dirinya sebagai presiden Indonesia. Ia membayangkan dirinya bisa membuat Indonesia menjadi negara yang lebih baik.

Ia yakin, dengan kerja keras dan dukungan ibunya, cita-citanya akan terwujud.

Cerpen ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki yang memiliki cita-cita untuk menjadi presiden. Ia bertekad untuk mewujudkan cita-citanya dengan belajar dan bekerja keras. Dukungan ibunya menjadi motivasi baginya untuk terus maju.

Cerpen ini bisa menjadi inspirasi bagi para pemuda Indonesia untuk mengejar cita-cita mereka. Dengan kerja keras dan dukungan orang tua, segala hal bisa terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun