Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Abad Pertengahan (Bagian 3): Thomas Aquinos

20 Desember 2019   21:01 Diperbarui: 20 Desember 2019   22:03 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkas:Benozzo Gozzoli 004a.jpg (Directmedia)

Pada usia 5 tahun ia diserahkan ke biara para rahib Benediktin di Montecassino untuk dipersembahkan pada Allah dan santo Benediktus. Biara Beneditus adalah sebuah aliran spiritualitas Kristen yang mengambil jalan 'menyepi dari dunia' dan berkosentrasi pada kehidupan doa dan kerja. 

Kelak, ketika kuliah di Napoli ia berkenalan dengan pemikiran Aristoteles dan Ibnu Rushd, lalu ia lebih tertarik dan pindah ke ordo Predicatorum yang didirikan oleh Santo Dominikan dari Spanyol.

Jasa terbesar Thomas adalah mendamaikan pemikiran Aristoteles dengan ajaran Gereja (Kristen), yang ketika itu sangat menentang Aristoteles karena menganggapnya kafir. 

Pokok ajarannya adalah tentang Iman dan Pengetahuan. Proyek filsafat Thomas berusaha mendamaikan akalbudi dan kebenaran wahyu. Thomas ingin dengan akalbudi bisa membuktikan esensi Allah.

Ajaran berkaitan dengan Ateisme

Tentang ateisme, Thomas mengatakan dua hal yang menyebabkan lahirnya atheisme. Pertama, berkaitan dengan kejahatan dan penderitaan. Tesis intinya adalah, karena Allah adalah sumber kebaikan (maha Baik), maka sifat Allah pasti bertentangan /kontradiktif dengan kejahatan dan penderitaan. Tetapi, kenyataan bahwa dunia penuh penderitaan dan kejahatan berarti tidak mungkin Allah ada. 

Jawaban Thomas: Allah bukan menyebabkan kejahatan, tetapi membolehkan/membiarkannya. Tetapi, dengan itu Allah merencanakan lahirnya kebaikan yang baru (sebuah kebaikan).  

Kedua; orang bisa hidup dan menjelaskan segala sesuatu tanpa harus melibatkan Tuhan (yaitu ilmu pengetahuan). Karena bisa dijelaskan, maka Tuhan tidak dibutuhkan.

Ajarang tentang Hukum

Hukum dibedakan dalam tiga jenis, yaitu hukum abadi (lex aeterna), hukum kodrat (lex naturalis), dan hukum positif (lex humana). 

Pertama; hukum abadi mencakup kebijaksanaan kekal dari Allah sendiri yang menciptakan seluruh alam semesta dan isinya. Segala seuatu yang ada di dalam alam semesta dan terjadi di dalamnya berlangsung mengikuti hukum abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun