Moral cerita: bahwa ber-agama yang benar seharusnya nampak lewat perilaku dan tindakan. Bukan lewat penguasaan dogma, penonjolan atribut, dan hiasan eksterior. Semua agama mengajarkan sifat dan karakter kebaikan yang menyatu sebagai interioritas diri penganutnya. Maka, siapa pun yang beragama tentulah itu terlihat dari sifat, perilaku, cara berpikir dan cara bertindaknya. Pandangan Dalai Lama mungkin bisa menjadi pemandu: bahwa agama yang benar adalah yang bisa membuat Anda menjadi lebih baik, lebih welas asih, lebih berpikiran sehat, lebih menyayangi, lebih manusiawi, lebih punya rasa tanggungjawab, dan lebih beretika. Itulah kualitas cincin asli.
Jadi, yakinkah Anda sebagai pewaris cincin asli? Atau, Andakah hakim yang dijanjikan akan datang di masa depan itu? Baiklah kita masing-masing merenungkannya, lalu mengkontribusikan kualitas karakter cincin asli di bumi Nusantara ini.
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H