Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Martha Christina Tiahahu dalam Cermin Awal Abad Ke- 21

17 Mei 2022   14:56 Diperbarui: 17 Mei 2022   15:15 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu beliau sementara menyelesaikan program Doktor. pada College of William and Marry, Virginia, USA, dan suatu saat pernah ikut menyelenggarakan suatu temu wicara mahasiswa Indonesia di Wisconsin, USA, dimana kami ikut menghadirinya. Dua hal yang penting untuk dikemukakan dalam upaya awal mengembangkan TOFI adalah pertama, pelatihan terhadap TOFI saat itu dilakukan beliau bersama beberapa rekan secara volunteer, tanpa dibayar apapun. 

Kedua, perekrutan anggota TOFI dilaksanakan secara objektif tanpa memandang latar belakang apapun. Buktinya seorang putra Indonesia bermarga Maluku (Mailoa) pernah meraih medali emas, bahkan dapat dikatakan  menjadi pemenang mutlak (absolut winner),  Olempiade Fisika Internasional, tahun, 2006. Selain itu George Saa asal Papua menjadi pemenang "First Step to Nobel Prize in Physics" Tahun 2004. Pada kenyataannya, Mestakung bahkan sudah dipraktekkan beberapa staf pengajar pada Universitas Pattimura diantaranya melalui prakarsa pembentukan laboratorium maupun pembentukan organisasi-organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat,  menghimpun potensi bagi pengembangan bidang kajian tertentu.

Gino V. Limon MSc. PhD., dalam presentasinya memaparkan kekayaan alam bawah laut pulau Nusalaut. Suatu keragaman biota yang luar biasa kaya, baik dalam warna maupun bentuk, terdeskripsi dalam jumlah spesies dan jenis-jenisnya. Data hasil penelitian Pusat Penelitian Laut Dalam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maluku ini sudah mampu menjadikan wilayah Nusalaut suatu situs warisan dunia (World Heritage) yang perlu di konservasi (dilestarikan) dan dikembangkan lebih lanjut sebagai objek wisata, misanya, bagi kepentingan masyarakat Maluku saat ini dan generasi mendatang.

Data sumberdaya alam dari Dr. Limon melengkapi data budaya yang ada termasuk gereja tua, patung Martha Christina Tiahahu, Benteng tempat eksekusi mati Kapitan Paulus Tiahahu, dan lainnya, mendukung gagasan Yayasan ARSO untuk menjadikan wilayah Nusalaut Situs Warisan Dunia. Untuk dapat diusulkan menjadi situs warisan dunia suatu wilayah harus memenuhi sedikitnya satu dari 10 kriteria cultural (bersifat budaya)  maupun natural (potensi alam) yang ditetapkan World Heritage Committee, UNESCO.

Menominasikan suatu situs sebagai suatu warisan dunia, memerlukan pengakuan atau pendaftaran pada daftar world heritage tiap negara peserta (negara negara yang ikut menandatangani World Heritage Convention). Daftar situs yang disusun tiap negara peserta merupakan daftar sementara (Tentative List) yang kemudian akan disampaikan ke World Heritage Centre untuk diperiksa kelengkapannya.

Tiap negara kemudian dapat menominasikan situs yang dikehendaki untuk menjadi World Heritage dan dievaluasi oleh suatu Badan Penasehat (Advisory Body) yang dimandatkan oleh World Heritage Convention. Setelah dievaluasi dan dinilai, World Heritage Committee akan memutuskan situs yang akan di enskripsi (dimasukkan) kedalam World Heritage List (http://whc.unesco.org/). Dalam konteks penetapan sebagai situs warisan dunia maka, sarasehan perlu merekomendasikan untuk di jajagi penyiapan dokumen dan pelaksanaan teknis penominasian situs Pulau Nusalaut hingga diakui/ditetapkan sebagai situs warisan dunia.

Dr. Limon lebih lanjut menjelaskan potensi biota laut tertentu khususnya di laut Maluku untuk dikembangkan sebagai bahan obat-obatan termasuk pengobatan HIV/AIDS. Penelitian biprospeksi ini sangat penting, tidak hanya di wilayah lautan (marine) tapi juga wilayah daratan (terrestrial), karena keberhasilannya akan memberikan masukan finansial yang besar khususnya bagi daerah.

Penelitian-penelitian bioprospeksi tidak mudah dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan lokal (indigenous knowledge) akan manfaat komponen biodiversitas tertentu. Seorang peneliti bukanlah magician yang, sekali melihat, langsung mengetahui potensi organisma tertentu, atau dengan penjelasan lain, untuk mengetahui suatu organisma tertentu bercun/berbisa, tidak perlu seorang peneliti disengat lebih dahulu, cukup dengan mendengar cerita atau mengamati perilaku masyarakat lokal.

Penemuan dan pengembangan Buah Merah (Pandanus conoideus Lum) sebagai obat berbagai penyakit termasuk HIV/AIDS, dimulai dari pengamatan penelitinya (Drs. I Made Budi, MSi) terhadap masyarakat Papua yang sesehari mengkonsumsi buah merah dan tidak pernah terserang penyakit, atau yang berjalan berhari-hari mendaki gunung, menuruni lembah dan tetap bersemangat, tidak mengeluh sakit karena selalu mengkonsumsi buah merah. Dalam konteks ini sarasehan perlu merekomendasikan untuk menjaga, melestarikan pengetahuan dan/atau kearifan lokal pulau Nusalaut dan sekitarnya, bekerja sama dengan Raja, Saniri Negri maupun Masyarakat adat.

Pustaka

Archipelago Solidarity Foundation -- ARSO (2015) Pejuang kemanusiaan dan Keadilan dari Nusahulawano, Maluku. Vidio Presentation.

 

Sekian

Ambon, 02 Februari, 2015

Penulis

Publikasi kedeu kali, Seminyak, Badung, Bali  16.05.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun