Mendengar suara Prabu Sosrobahu dan Dewi Citrawati, Sumantri berkeringat. Saat menoleh ke belakang, anak panah terlepas. Tersungkurlah Sukrosono. Ujung panah tertancap di leher adiknya.
"Sukrosono ...!!!" teriak Sumantri sambil melompat merangkul adiknya. Air mata dan cipratan darah bercampur di wajah kedua kakak adik itu.
"Kakang Antri ... a aku sa sayang  ka ..."
--oOo--
Sumantri telah melaksanakan tugas tugas personanya, tapi mengapa harus ada darah dan air mata?
Begini penjelasannya ...
(To be continued)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H