Mohon tunggu...
Buyumski Barbara
Buyumski Barbara Mohon Tunggu... -

loveable

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

15 Menit dengan Raline Shah

16 Maret 2015   23:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:33 2192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14265234042135010847

Pembawaannya yang rileks dan ramah serta cara bertutur kata yang menggemaskan mudah membuat siapa pun jatuh hati kepadanya. Jauh sebelum berkarier di Indonesia, wajah jelitanya kerap menghiasi iklan produk-produk internasional yang termuat atau tayang di media massa Malaysia dan Singapura. Tapi siapa sangka, lulusan Ilmu Politik dan New Media and Communications dari National University of Singapore ini ternyata awalnya tidak punya niatan sama sekali masuk ke dunia hiburan. Lalu bagaimana ceritanya hingga wanita berdarah Medan-Singapura ini bisa menjadi idola baru Indonesia saat ini. Berikut penuturannya.

Bagaimana Anda akhirnya bisa berkarier di dunia hiburan Indonesia?

Setelah lulus universitas, aku coba ikut ajang Puteri Indonesia 2008 dan berhasil menjadi Puteri Terfavorit. Setelah itu, aku sempat kerja kantoran jadi public relation di Singapura. Sambil bekerja, aku ditawarkan sebuah iklan internasional untuk 12 negara dan sukses. Habis itu baru aku banyak dapat tawaran iklan di Jakarta yang berlanjut ke kasting film.

Memang dari dulu suka akting?

Dari kecil aku ikut teater. Aku suka nyanyi dan akting di panggung. Aku memang udah punya diploma teater dari London. Waktu ke sini, sebenernya aku lebih banyak dapat kasting untuk musikal. Tapi akhirnya malah dapet filem 5 Cm. Habis itu aku main di Timun Mas Musikal di Jakarta. Lalu ikut di 99 Cahaya di Langit Eropa. Terus baru terakhir di Supernova. Jadi memang baru banget aku di dunia hiburan Indonesia. Baru mulai sekitar 2012 atau 2013.

Kenapa suka akting?

Aku suka sama dunia akting karena aku sangat suka berekspresi. Di universitas aku ikut actress club. Waktu itu aku tinggal di asrama. Di sana, aku banyak belajar teater. Aku sering ikut pementasan, seperti Wizard of Oz dan Oklahoma. Broadway style, lah. Tapi hanya untuk komunitas sekolah internasional saja, bukan untuk publik.

Kamu sempat disebut pengganti Luna Maya untuk XL. Bagaimana ceritanya?

Awalnya aku ditawari iklan Excelcom di Malaysia. Tapi karena aku orang Indonesia, aku malah diminta untuk iklan XL karena Exelcom dan XL itu satu holding. Nah, kebetulan banyak orang bilang aku pengganti Luna Maya untuk iklan XL. Sebenarnya bukan. Mereka (XL) memang mengganti strategi usai mencuatnya kasus Luna Maya.

Apa perbedaan akting di depan kamera dengan di depan panggung?

Banyak banget. Skala aktingnya saja beda. Ekspresi akting di panggung harus lebih besar, lebih jelas, lebih tegas. Penyampaian suara juga harus lebih keras. Diksi kita juga harus lebih jelas juga. Belum lagi make up dan kostumnya yang juga beda. Terus kalau di atas panggung kan nggak ada retake. Semuanya live. Jadi benar-benar harus spontan. Harus sensitif soal reaksi dan aksi. Semuanya harus cepat. Karena kalau nggak cepat bisa basi. Lalu, di atas panggung semuanya harus in control. Kita harus bisa mengantisipasi beberapa aspek yang mungkin berada di luar kontrol kita. Di teater, akting memang bagian yang penting. Tapi masih banyak hal lain yang tidak boleh diabaikan, seperti koreografi dan blocking. Sementara, di filem aku bisa fokus ke skripnya. Aku bisa lebih menggali karakternya. Bisa lebih fokus. Di depan kamera, kita bisa pure akting dan fokus pada karakternya.

Butuh berapa lama untuk mendalami satu karakter?

Kalau di Indonesia, waktunya tidak ditentukan. Tergantung produksinya. Seperti 99 Cahaya, aku baru dapat skrip yang benar-benar locked satu setengah minggu sebelum syuting. Tapi di Supernova dan 5 Cm, aku dikasih waktu 3 bulan untuk reading. Jadi itu tergantung waktu produksi. Nah, sebagai aktris Indonesia, hal itu jadi lebih menantang karena kita selalu harus prepare. Kita harus bisa memaksimalkan berapa pun waktu yang diberikan.

Bagaimana ceritanya bisa ikutan main di Supernova?

Kebetulan, production house yang bikin Supernova sama dengan yang bikin 5 Cm. Jadi semua pemeran 5 Cm dikasting ulang untuk Supernova dan ternyata cocok. Tapi semuanya tetap harus melalui proses yang sesuai dengan persiapan produksi filem.

Sebelum ditawari main Supernova, pernah baca novelnya?

Belum pernah karena kan aku kuliah di luar negeri. Tapi aku sudah pernah mendengar bahwa novel tersebut bagus. Aku sendiri nggak terlalu suka baca novel, sejujurnya. Tapi waktu aku baca Supernova aku benar-benar langsung tertarik dengan filosofinya dan alur ceritanya. Buku ini memang benar-benar sesuatu yang beda banget. Dan, sesuatu yang beda selalu menantang buat aku. Aku bayangkan akan sangat menarik jika buku ini difilemkan. Jadi aku benar-benar ingin jadi bagian filem ini.

Sulit nggak memerankan tokoh Rana?

Everytime I get the character itu gampang-gampang susah. Buat aku, menjadi suatu tanggung jawab yang besar untuk memerankan satu tokoh. Dan, karena filem ini berasal dari buku, akan banyak ekspektasi orang yang sudah baca bukunya terhadap masing-masing karakter. Apalagi karakter Rana sangat berbeda dengan karakter Raline Shah. Dan, banyak tema yang depresif banget. Jadi banyak banget nangisnya. Aku harus bekerja keras menyambungkan pikiran-pikiran yang aku punya dengan karakter diri Rana secara natural. Aku percaya kita nggak bisa seratus persen mengubah diri menjadi sama persis dengan karakter yang akan kita perankan. Yang penting buat aku, bagaimana caranya kita bisa berperan sebagai karakter tersebut secara natural dan pesan yang ingin disampaikan filem itu bisa tercapai.

Puas dengan peran di Supernova?

Aku nggak pernah merasa cukup dengan tiap penampilan aku di filem manapun. Karena kalau aku merasa puas, aku akan malas menggali lebih dalam lagi karakter yang akan aku perankan selanjutnya. Dengan Supernova aku nggak puas. Dengan 5 Cm apalagi. Masih banyak yang aku rasa aku harus gali lagi.

Apa ukuran kesuksesan filem untuk Raline?

Kalau penonton bisa merasa aku telah menjadi karakter itu. Tapi sejauh ini aku belum pernah puas dengan semua yang aku perankan. Mungkin karena aku menaruh kritik pada diri aku sendiri dengan sangat tinggi.

Punya aktris favorit?

I like Meryl Streep. I like her a lot. And, I also like Cate Blanchett. Aku suka banget. Aku juga suka banget sama Meriam Belina dan Christine Hakim. I like them. Kalau dari generasi aku, aku suka Reza Rahadian. Menurut aku dia aktor yang bagus.

Ada peran khusus yang sangat ingin kamu mainkan?

Nggak ada yang spesifik. Tapi aku selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Mungkin action atau lainnya. Tapi aku nggak punya ekspektasi yang besar karena ambisi sama realitas harus seimbang. Apalagi di Indonesia. Dalam satu tahun, filem Indonesia yang bagus paling ada berapa, sih. Terus kalau kita mau pilih-pilih, kapan sampainya? Mendingan kita jalanin apa yang udah ada dengan baik.

Apa film favorit Raline?

Cinema Paradiso. It’s really old. Cuma, it’s about film, cinta. Emosinya dapet terus jalan ceritanya juga interesting. Dan, memang, I like old movies. Filem itu harus ada pesannya dan harus menyentuh. Dan, Cinema Paradiso adalah salah satu filem yang paling menyentuh.

Masih mau jika ada yang menawari kamu main teater?

Masalahnya, sih, di skedul karena aku sekarang udah tight sama filem dan modeling. Kayaknya kalau harus ditambah berteater lagi bakal tambah ribet. Hahaha.

Apa proyek selanjutnya?

Tanggal 15 Januari aku udah mulai syuting dengan Fachri Albar dengan original script dari Richard Oh berjudul Terpana. Beliau juga akan sekaligus jadi sutradaranya. Syutingnya bakal di Yogyakarta, Sumatera, Pontianak, dan wilayah Indonesia lainnya. Filem ini nggak terlalu komersial sih. Mungkin akan diikutsertakan ke festival-festival filem yang ada. Aku sangat excited karena belum pernah kerja sama dengan mas Richard. Sementara, dengan Fachri aku udah bertemen lama banget sejak dia belum main filem dan aku juga belum main filem. Jadi untuk main filem bareng temen pasti seru. Aku pasti akan banyak belajar dari mereka berdua.

How do you celebrate your life?

Aku sangat suka travelling. Mostly, aku pergi backpacker-an. Setiap tahun aku pasti punya beberapa destinasi yang ingin aku kunjungi. Seperti tahun lalu, aku ke Peru, Australia (meski sekaligus buat Festival Film Indonesia), Thailand (sekalian syuting), habis Supernova aku refreshing ke New York. Aku pikir, selagi aku belum punya keluarga, aku manfaatkan apa yang aku punya untuk hobi travelling aku. Hahaha. Dengan travelling pun aku bisa dapatkan experience baru.

Kamu tipe traveler seperti apa sih?

Ya, kalau nggak backpacker-an, aku sekalian benar-benar yang fancy aja. Hahaha. Pokoknya ekstrem. Sebenarnya tergantung destinasinya sih. Kalau aku pergi ke London, New York, kan itu kota besar. Jadi, ya, memang nginepnya harus di hotel yang bagus, flight yang bagus. Tapi kalau aku ke Machu Pichu kan nggak mungkin yang fancy-fancy gitu. Aku bahkan bisa tinggal di tenda selama lima hari nggak mandi. Hahaha.

Bagaimana Raline mengelola keuangan?

Setiap bulannya aku budjet-in mesti save at least 50 persen dari pendapatan. Dan, saving aku itu kebanyakan aku pake buat travelling. Hahaha. Dan, aku selalu percaya lifestyle itu harus kita yang nentuin. Kita harus benar-benar kalkulasikan. Harus tahu berapa yang telah kita keluarkan dan berapa yang sudah kita dapatkan. Yang penting harus organized aja. Apalagi sebagai perempuan, kita selalu overbudjet gara-gara shopping yang impulsif. Makanya, aku selalu mikir setiap mau beli barang, lebih penting barang ini atau travelling aku. Hahaha.

Punya saran soal keuangan?

Kalau kita memang sudah punya karier dan berpenghasilan cukup, prioritaskan untuk akomodasi. At least, budjet-kan untuk beli satu properti karena itu sangat penting sekali ke depannya. Bukan hanya untuk investasi, tapi ya untuk pegangan aja. Apalagi di Jakarta tahun depan foreigners udah bisa beli properti. Jadi, I think it’s good to save in property. Dan, peran bank sangat besar untuk hal ini. Kita bisa menggunakan fasilitas semacam cicilan pembelian rumah. Dengan segala kemudahan dari bank, nggak ada excuse untuk kita tidak saving in property.

Bagaimana Raline menghadapi tahun 2015 ini?

I think it’s gonna be fun karena bakal banyak hal beda yang akan aku lakukan. Aku mau berkolaborasi sama Berrybenka fashion collection buat keluarin koleksi aku. Namanya mungkin Berrybenka x Raline Syah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun