Mohon tunggu...
Dinan
Dinan Mohon Tunggu... Abdi Masyarakat -

Seorang yang ingin belajar menulis dengan nama pena Dinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Dua Penggal Dunia yang Aneh

15 Agustus 2016   11:30 Diperbarui: 15 Agustus 2016   11:37 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, tidak bisa. Itu peraturannya!"

Ojek itu berlalu meninggalkanku sendiri dalam kebingungan yang tak tahu harus naik apa ke rumah paman. Detik ini, aku rindu Pak Sirajit. Ia dengan senang hati mengantar kita ke tujuan. Tanpa harus install aplikasi dan pesan secara online. Maya menunggangi Nyata. Dunia sudah terbalik.

Kuputuskan berjalan kaki. Naik taksi harganya mahal. Apalagi dengan penampilan ndesoku seperti ini. Biasanya para supir taksi akan berputar ke sana ke mari demi argo yang merampas ego imannya.

Dunia ini memang aneh. Bangunan pencakar langit berjejer seperti lumut di hutan Amazon. Berjarak hanya beberapa meter. Sementara di sisi lain, gerombolan pengemis berjibaku mengais simpati demi sesuap nasi. Bukan hanya pengemis yang 'mengotori' pinggiran jalan, pengamen dan preman jalanan juga tak mau kalah menyumbang pemandangan miris dunia ini. Sebegitu besarkah lubang pemisah antara si kaya dan si miskin. Kekayaan menumpuk di satu titik sedang kemiskinan menyebar di semua sisi.

Lelah berjalan, kuputuskan untuk singgah di pedagang kaki lima.

 

"Ada air mineral yang dingin, Bu?"

"Ada Mas, mau berapa botol?"

"Satu saja, Bu. Berapa harganya?"

"Sepuluh ribu!"

Mahal sekali? Karena sangat haus, aku tetap membeli air mineral tersebut. Sambil menikmati bulir-bulir air dingin di tenggorokan, aku berbincang dengan ibu pedagang kaki lima itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun