Mohon tunggu...
Dinan
Dinan Mohon Tunggu... Abdi Masyarakat -

Seorang yang ingin belajar menulis dengan nama pena Dinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Pulang Itu?

15 Agustus 2016   13:05 Diperbarui: 15 Agustus 2016   13:26 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuulangi beberapa kali kalimatmu, kumaknai, dan kupikirkan dalam-dalam.

 

“Di sanakan ada ibumu, Bas? Beliau selalu memikirkan kita, kurang apa lagi?”

Sejurus kemudian, wajahmu memutar sembilan puluh derajat. Sekarang, kamu menatap lurus ke depan. Menelanjangi halaman depan. Bisa jadi, kamu menatap burung gereja yang sedang bermain di dahan pohon jambu itu, atau, menikmati tarian daun kelapa yang mengikuti alunan merdu angin pagi ini. Ternyata tidak, matamu berusaha membantu otakmu untuk mencari jawaban sederhana untukku. Jawaban sederhana, yang bisa ditelaah oleh otakku yang dangkal.

“Apakah ibu akan menyebut dan memikirkan kita saat sakratul maut, An?”

“Entahlah…” Gumamku.

“Beliau pasti memikirkan kita, tapi…” Kalimatmu menggantung di sana.

“Tapi apa, Bas?”

“Ia belum tentu sempat menyebut nama kita, berbeda dengan Muhammad. Beliau menyebut kita tiga kali, An. Tiga kali. Umatku, Umatku, Umatku!”

“Jadi?”

“Pulang itu, kembali ke tempat Muhammad. Jalannya harus sama dengan jalan yang ditempuhnya. Tempat kembali Rasulullah adalah Allah. ‘Rumahnya’ adalah Allah. Apakah itu rumah yang bagus, An?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun