Aku terdiam, terhentak oleh pernyaataan terakhirmu. Tak pernah aku memikirkan makna pulang, makna rumah, apalagi makna kembali kepada Allah.
“Sepertinya, sudah saatnya kita pulang, Bas.”
Akhirnya, kilatan cahaya di matamu berpendar. Kamu sangat senang dengan kalimat terakhirku. Posisi dudukmu kali ini terlihat santai.
Terima kasih telah menjadi suamiku. Bas. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!