Mendapat serangan tersebut, sontak kami lari masuk ke dalam kamar.
"Klik"Â
"loe sih Ri, udah gue bilang nanti maen PS nya, lagian kerjaan lo juga belum bereskan? kataku.
"Hehehehe.." sambil menggaruk kepala Ia kembali ke tempatnya.
Kami Pun kembali fokus menyelesaikan bahan proposal untuk presentasi esok pagi. Kami berdua memiliki hobi yang sama, suka dengan hal-hal yang berbau IT. Esok pagi waktunya bagi kami memasuki tahap final lomba kompetisi robotika tingkat nasional yang diselenggarakan oleh salah perusahaan swasta yang sedang mencari bakat-bakat milenial dalam pemrograman.
Pagi hari yang kami tunggu sejak 3 bulan lalu akhirnya datang juga.
"Siap kita berangkat," awas ada yang ketinggalan! " ucap Fahri sambil melihat sekeliling kamar yang sudah tidak bisa disebut cozy room lagi. Bak kapal pecah karena seminggu ini kami tak sempat membereskan.
"Kak Cici, kita mau berangkat." sambil mengetuk pintu kamarnya. Fahri masih memakai sepatu kesayangannya yang sudah dekil.Â
Kak Cici pun keluar "Hoammmm," berjalan mendekati kamar kami. Pintu kamar kami dibuka, seketika pandangan Kak Cici bak Thanos. "Apa-apaan ini, kamar apa gudang?" teriaknya lantang.
"Swoosh" Bukan uang bensin yang kami dapatkan namun sandal jepit yang terbang melayang ke arah kami.
Sesampainya di area kompetisi, rasa gugup tak dapat dibendung karena persaingan kami sampai di tahap ini sangat berat. Sudah tak terhitung kegagalan yang kami dapatkan. Sampai kami pernah menyerah dan putus asa, terlebih lagi tidak ada dukungan dari keluarga.