Tantangan Kepedulian Lingkungan di Kalangan Siswa: Memahami Masalah Sampah dan Jalan Menuju Solusi
Abstrak
Kepedulian lingkungan adalah landasan utama pelestarian ekosistem alam, dan siswa merupakan salah satu elemen krusial dalam menjaga kelestarian lingkungan. Namun, fakta di lapangan mengungkapkan bahwa kesadaran terhadap sampah di kalangan siswa  masihlah kurang. Karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengulas kepedulian lingkungan di kalangan siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif pustaka, dengan jenis artikel argumentatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran siswa pada masalah sampah tercermin dari kebiasaan mereka membuang sampah. Karena itu, diperlukan pendekatan inovatif dan edukatif untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap problematika sampah.
Kata Kunci: Kepedulian Lingkungan, Siswa, Sampah.
Pendahuluan
Kepedulian lingkungan adalah landasan utama pelestarian ekosistem alam, melibatkan kesadaran, tindakan nyata, dan pemahaman akan keterkaitan antara perilaku manusia dengan lingkungan. Mulai dari tindakan sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya hingga kolaborasi aktif dalam pendidikan dan dukungan komunitas, kepedulian ini menciptakan perilaku berkelanjutan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan, menghindari dampak negatif aktivitas manusia, dan menghasilkan budaya peduli lingkungan bagi generasi masa depan (Daud dkk., 2022).
Salah satu bagian dari kepedulian lingkungan adalah bagaimana menanggulangi masalah sampah. Sampah adalah masalah yang serius dengan konsekuensi besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Sebuah artikel mengungkapkan bahwa dalam pengelolaan sampah, beberapa permasalahan muncul di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), termasuk volume sampah yang tinggi, pelayanan yang kurang memadai, serta keterbatasan tempat untuk membuang sampah akhir (Mahyudin, 2017). Bambang Kurniawan dan Nurhamidah dalam Innovatio, menyoroti dampak sosial dan ekonomi dari pengelolaan sampah yang kurang baik, seperti lingkungan yang tidak nyaman, ancaman terhadap kesehatan, serta potensi masalah sosial dan ekonomi yang muncul dari hal ini (Kurniawan & Nurhamidah, 2016).
Dalam lingkup pengelolaan sampah di masyarakat, masalah yang sering muncul adalah terkait Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan akumulasi sampah yang berpotensi merugikan lingkungan dan kesehatan warga sekitar (Pratama, dkk, 2021). Selain itu, peran yang dimainkan oleh Bank Sampah dalam meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah menjadi sorotan utama. Bank Sampah dianggap sebagai salah satu solusi yang potensial dalam menangani masalah sampah secara local (Suryani, 2014).
Sementara itu, keterlibatan siswa dalam upaya pengelolaan sampah merupakan elemen krusial dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Keterlibatan siswa dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah, diyakini mampu memberikan kontribusi besar terhadap perubahan perilaku siswa terkait pengelolaan sampah. Dengan demikian, partisipasi siswa dalam kegiatan ini tidak hanya berdampak pada lingkungan sekolah, tetapi juga membentuk kesadaran akan pentingnya perlindungan lingkungan secara lebih luas.
Namun, fakta di lapangan mengungkapkan bahwa kesadaran terhadap sampah di kalangan siswa  masihlah kurang. Itu merupakan masalah yang memerlukan perhatian serius dalam upaya pengelolaan lingkungan.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan jenis artikel argumentatif. Tujuan dari pendekatan kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang entah tidak mungkin diukur atau tidak selalu perlu dikuantifikasi. Untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang suatu peristiwa. Â Dalam metode ini penulis menganalisis konsep yang berupa kajian pustaka. Kajian pustaka diperoleh dari sumber rujukan terpercaya, seperti buku, jurnal, skripsi, dan tesis.
Hasil dan Pembahasan
Kurangnya kesadaran siswa  terhadap masalah sampah tercermin dalam kebiasaan membuang sampah sembarangan di area lingkungan sekolah, menunjukkan rendahnya pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini tidak hanya merusak estetika lingkungan tetapi juga memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan dan keamanan siswa. Edukasi lingkungan yang lebih terfokus pada kepedulian lingkungan sejak dini sangat diperlukan untuk membentuk pola pikir dan perilaku yang lebih bertanggung jawab terkait sampah dan kebersihan. Kurangnya kesadaran siswa terhadap sampah di lingkungan sekolah memiliki implikasi besar, dari penumpukan sampah yang tidak terkelola hingga potensi sebagai sumber penyakit yang dapat merugikan ekosistem dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dampak lain dari kesadaran yang rendah terhadap pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan sekolah adalah terkait dengan citra dan kesehatan lingkungan belajar. Lingkungan yang kotor akibat sampah yang berserakan dapat memberi kesan negatif terhadap keseluruhan institusi pendidikan. Selain itu, hal ini juga mencerminkan kurangnya etos peduli lingkungan di kalangan siswa, yang seharusnya menjadi bagian integral dari pembentukan karakter mereka sebagai bagian dari masyarakat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah bukan hanya sekadar soal kebersihan fisik, tetapi juga menciptakan kesadaran akan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan.
Zulkarnaini dan Zulfan Saam, dalam artikel mereka, menyampaikan beberapa faktor yang berpengaruh pada tingkat kepedulian siswa terhadap sampah. Pertama, pendidikan berperan besar; kurikulum yang memasukkan isu lingkungan dan pendidikan yang memberi pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan membentuk pola pikir siswa sejak dini. Kedua, pendapatan turut memengaruhi kesadaran terhadap masalah lingkungan, meski siswa dari latar belakang ekonomi rendah juga bisa peduli. Ketiga, tingkat kepedulian terhadap sampah berpengaruh; siswa yang paham dampak negatif sampah cenderung lebih memperlakukan sampah dengan benar, terutama jika ada peraturan jelas dan sanksi terkait sampah di lingkungan sekolah atau masyarakat sekitar. Keempat dan kelima, kondisi lingkungan dan fasilitas juga berperan; lingkungan yang bersih dengan fasilitas pengelolaan sampah yang baik memberikan contoh positif dan kemudahan bagi siswa dalam membuang sampah dengan benar. Semua faktor ini saling terhubung dan memainkan peran penting dalam membentuk sikap serta tindakan siswa terhadap kebersihan lingkungan dan kepedulian terhadap sampah (Zulkarnaini & Saam, 2009).
Dalam konteks pengelolaan sampah, kurangnya kesadaran siswa terhadap konsep kepedulian lingkungan di kalangan siswa  menjadi tantangan yang memerlukan penanganan serius. Kondisi ini memunculkan kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang berdampak pada lingkungan sekolah dan sekitarnya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan upaya aktif untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya pengelolaan sampah melalui pendekatan yang kreatif dan edukatif.
Pendekatan inovatif dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dan masyarakat menjadi kunci dalam mengubah pola pikir siswa terkait kebersihan lingkungan. Program-program seperti kampanye sadar lingkungan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan keterlibatan siswa dalam proyek-proyek lingkungan dapat membantu meningkatkan kesadaran mereka. Selain itu, pentingnya penerapan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan dan kepedulian terhadap sampah juga harus menjadi perhatian utama dalam pembelajaran.
Diperlukan program-program pendidikan lingkungan yang tidak hanya sekadar menyampaikan informasi tetapi juga membentuk etos peduli lingkungan sejak dini. Melalui pembelajaran yang melibatkan praktik nyata, seperti pengelolaan sampah di sekolah atau program pengurangan sampah, siswa dapat memahami dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam mengurangi jumlah sampah dan meningkatkan kesadaran lingkungan, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu sekolah juga bisa menerapkan program bank sampah. Bank Sampah memiliki peran krusial dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah dengan menyediakan sistem yang memungkinkan masyarakat untuk menukar sampah yang telah terpisah dan diolah menjadi nilai ekonomis (Suryani, 2014). Melalui konsep ini, Bank Sampah tidak hanya menjadi tempat penyimpanan sampah terpisah tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan ekonomi bagi masyarakat. Dengan memberikan insentif finansial atau non-finansial kepada para kontributor sampah, Bank Sampah mendorong kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah sejak sumbernya serta mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, sambil secara simultan menciptakan sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat yang terlibat. Keberadaan Bank Sampah juga menjadi model efektif dalam menjalankan prinsip ekonomi lingkungan, di mana sampah dianggap sebagai sumber daya yang dapat didaur ulang dan bernilai ekonomis.
Kesimpulan
Kesadaran yang rendah terhadap masalah sampah di lingkungan  memunculkan kebiasaan membuang sampah sembarangan, mencerminkan pemahaman yang minim akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dampaknya tidak hanya estetis tapi juga mengancam kesehatan dan keamanan siswa. Edukasi lingkungan yang lebih terfokus diperlukan untuk membentuk pola pikir yang bertanggung jawab terhadap sampah. Hal ini memiliki implikasi besar, dari penumpukan sampah yang tidak terkelola hingga potensi sebagai sumber penyakit yang merugikan ekosistem dan kesehatan masyarakat. Kurangnya kesadaran ini juga berdampak pada citra institusi pendidikan dan mencerminkan kurangnya etos peduli lingkungan di kalangan siswa. Faktor-faktor seperti pendidikan, pendapatan, tingkat kepedulian, kondisi lingkungan, dan fasilitas berperan penting dalam membentuk sikap siswa terhadap kebersihan lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, pendekatan inovatif dan edukatif dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dan masyarakat perlu diterapkan, termasuk program-program yang melibatkan siswa dalam proyek lingkungan dan penerapan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan. Program bank sampah juga bisa menjadi solusi dengan mengedukasi dan memberikan insentif kepada masyarakat untuk memilah sampah serta menciptakan nilai ekonomis dari sampah yang didaur ulang. Ini bisa membentuk siswa sebagai agen perubahan aktif dalam menjaga lingkungan, bukan hanya di lingkungan sekolah tapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Daud, F., Abdullah, N., P, M., & Darwis, M. (2022). Kepedulian Lingkungan Berbasis Pengetahuan, Penerimaan Informasi, dan Kecerdasan Naturalistik di Kabupaten Majene. Pustaka madani.
Kurniawan, B., & Nurhamidah. (2016). Dampak Program Bank Sampah Bangkitku terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Innovatio, 16(2).
Mahyudin, R. P. (2017). Kajian Permasalahan Pengelolaan Sampah dan Dampak Lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Jukung: Jurnal Teknik Lingkungan, 3(1).
Pratama, A. D. Y. (2021). Pengajaran Dan Pengaplikasian Bahasa Inggris Formal Dan Informal Bagi Siswa Smp Di Jalan Akasia. Linguistic Community Service Journal, 1(2), 72--73.
Suryani, A. S. (2014). Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (Studi Kasus Bank Sampah Malang). Aspirasi, 5(1).
Zulkarnaini, & Saam, Z. (2009). Faktor-Faktor Penentu Tingkat Partisipasi Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah Di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru. Ilmu Lingkungan, 3(1).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H