Mohon tunggu...
SELVIATA ENESIA
SELVIATA ENESIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas muhammadiyah kalimantan timur

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Memahami Masalah Sampah dan Jalan Menuju Solusi

28 Desember 2023   17:32 Diperbarui: 28 Desember 2023   18:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan jenis artikel argumentatif. Tujuan dari pendekatan kualitatif adalah untuk memahami fenomena yang entah tidak mungkin diukur atau tidak selalu perlu dikuantifikasi. Untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang suatu peristiwa.  Dalam metode ini penulis menganalisis konsep yang berupa kajian pustaka. Kajian pustaka diperoleh dari sumber rujukan terpercaya, seperti buku, jurnal, skripsi, dan tesis.

Hasil dan Pembahasan

Kurangnya kesadaran siswa   terhadap masalah sampah tercermin dalam kebiasaan membuang sampah sembarangan di area lingkungan sekolah, menunjukkan rendahnya pemahaman akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini tidak hanya merusak estetika lingkungan tetapi juga memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan dan keamanan siswa. Edukasi lingkungan yang lebih terfokus pada kepedulian lingkungan sejak dini sangat diperlukan untuk membentuk pola pikir dan perilaku yang lebih bertanggung jawab terkait sampah dan kebersihan. Kurangnya kesadaran siswa terhadap sampah di lingkungan sekolah memiliki implikasi besar, dari penumpukan sampah yang tidak terkelola hingga potensi sebagai sumber penyakit yang dapat merugikan ekosistem dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Dampak lain dari kesadaran yang rendah terhadap pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan sekolah adalah terkait dengan citra dan kesehatan lingkungan belajar. Lingkungan yang kotor akibat sampah yang berserakan dapat memberi kesan negatif terhadap keseluruhan institusi pendidikan. Selain itu, hal ini juga mencerminkan kurangnya etos peduli lingkungan di kalangan siswa, yang seharusnya menjadi bagian integral dari pembentukan karakter mereka sebagai bagian dari masyarakat yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah bukan hanya sekadar soal kebersihan fisik, tetapi juga menciptakan kesadaran akan tanggung jawab bersama terhadap lingkungan.

Zulkarnaini dan Zulfan Saam, dalam artikel mereka, menyampaikan beberapa faktor yang berpengaruh pada tingkat kepedulian siswa terhadap sampah. Pertama, pendidikan berperan besar; kurikulum yang memasukkan isu lingkungan dan pendidikan yang memberi pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan membentuk pola pikir siswa sejak dini. Kedua, pendapatan turut memengaruhi kesadaran terhadap masalah lingkungan, meski siswa dari latar belakang ekonomi rendah juga bisa peduli. Ketiga, tingkat kepedulian terhadap sampah berpengaruh; siswa yang paham dampak negatif sampah cenderung lebih memperlakukan sampah dengan benar, terutama jika ada peraturan jelas dan sanksi terkait sampah di lingkungan sekolah atau masyarakat sekitar. Keempat dan kelima, kondisi lingkungan dan fasilitas juga berperan; lingkungan yang bersih dengan fasilitas pengelolaan sampah yang baik memberikan contoh positif dan kemudahan bagi siswa dalam membuang sampah dengan benar. Semua faktor ini saling terhubung dan memainkan peran penting dalam membentuk sikap serta tindakan siswa terhadap kebersihan lingkungan dan kepedulian terhadap sampah (Zulkarnaini & Saam, 2009).

Dalam konteks pengelolaan sampah, kurangnya kesadaran siswa terhadap konsep kepedulian lingkungan di kalangan siswa   menjadi tantangan yang memerlukan penanganan serius. Kondisi ini memunculkan kebiasaan membuang sampah sembarangan, yang berdampak pada lingkungan sekolah dan sekitarnya. Untuk mengatasi hal ini, perlu dilakukan upaya aktif untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya pengelolaan sampah melalui pendekatan yang kreatif dan edukatif.

Pendekatan inovatif dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah dan masyarakat menjadi kunci dalam mengubah pola pikir siswa terkait kebersihan lingkungan. Program-program seperti kampanye sadar lingkungan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, dan keterlibatan siswa dalam proyek-proyek lingkungan dapat membantu meningkatkan kesadaran mereka. Selain itu, pentingnya penerapan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan dan kepedulian terhadap sampah juga harus menjadi perhatian utama dalam pembelajaran.

Diperlukan program-program pendidikan lingkungan yang tidak hanya sekadar menyampaikan informasi tetapi juga membentuk etos peduli lingkungan sejak dini. Melalui pembelajaran yang melibatkan praktik nyata, seperti pengelolaan sampah di sekolah atau program pengurangan sampah, siswa dapat memahami dampak dari tindakan mereka terhadap lingkungan. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam mengurangi jumlah sampah dan meningkatkan kesadaran lingkungan, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu sekolah juga bisa menerapkan program bank sampah. Bank Sampah memiliki peran krusial dalam meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah dengan menyediakan sistem yang memungkinkan masyarakat untuk menukar sampah yang telah terpisah dan diolah menjadi nilai ekonomis (Suryani, 2014). Melalui konsep ini, Bank Sampah tidak hanya menjadi tempat penyimpanan sampah terpisah tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan ekonomi bagi masyarakat. Dengan memberikan insentif finansial atau non-finansial kepada para kontributor sampah, Bank Sampah mendorong kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah sejak sumbernya serta mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, sambil secara simultan menciptakan sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat yang terlibat. Keberadaan Bank Sampah juga menjadi model efektif dalam menjalankan prinsip ekonomi lingkungan, di mana sampah dianggap sebagai sumber daya yang dapat didaur ulang dan bernilai ekonomis.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun