Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Panic Buying yang Menyebabkan Kelangkaan dan Melambungnya Harga Barang

4 Juli 2021   21:07 Diperbarui: 4 Juli 2021   22:37 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar video pembelian produk hingga berebut di salah satu ritel modern

Sadar atau tidak sadar, panic buying menimbulkan kerugian pada diri sendiri, antara lain:

1. Membeli barang dalam jumlah banyak dan belum tentu terpakai semua

2. Anggaran untuk hal utama bisa saja teralihkan untuk membeli barang yang dianggap langka

3. Membeli produk dengan harga yang lebih mahal dan bisa saja di luar kewajaran sehingga menambah pengeluaran

4. Menimbulkan rasa kuatir atau resah jika tidak memiliki barang dan bisa memengaruhi orang lain

5. Saat berebutan barang bisa saja terjadi perkelahian sesama konsumen

Nah, masalahnya kita sebagai warga negara Indonesia apakah mau ikut-ikutan panic buying di tengah perjuangan melawan pandemi? Bayangkan saja jika pasien covid berpikir harus mendapatkan suatu produk demi kesembuhannya. Ternyata, dia tidak  bisa mendapatkan produk yang dicari. Akhirnya hatinya bisa menjadi makin gelisah dan menyebabkan imun menurun. Kasihan bukan?

Belajar dari kejadian awal pandemi, apakah kita masih mau terjebak dalam panic buying hingga saat ini? Belum kapok juga dengan pembelajaran harga masker yang mencapai ratusan ribu itu?

Menyikapi kejadian ini, hukum ekonomi berlaku. Saat permintaan banyak, stok barang sedikit, harga pasti naik. Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan? Mari berpikir sejenak dan mengambil sikap agar tidak terjebak dalam panic buying. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun