Mohon tunggu...
Selvia
Selvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kuliah di UNJA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro Kontra Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia, Ada Agenda Terselubung?

14 Desember 2023   17:33 Diperbarui: 14 Desember 2023   17:56 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikut komentar mengenai nyamuk wolbachia dalam unggahan tersebut:

"KAMI MENOLAK...!!!

Apa mau negara ni ya pake sebar-sebar nyamuk apa, saya secara pribadi menolak penyebaran nyamuk wolbachia. Efeknya sangat berbahaya bisa menimbulkan penyakit lain seperti penyakit radang otak Japanese Encephalitis."

Faktanya:

Radang otak yang dimaksud adalah penyakit yang penyebabnya itu beda bukan bakteri Wolbachia penyebabnya adalah Japanese Encephalitis virus dan nyamuknya juga bukan Aedes aegypti melainkan nyamuk kulex.

Jadi tidak ada kaitan antara keduanya karena agent maupun jenis nyamuknya juga berbeda.

3. Teknologi Nyamuk Wolbachia Dikendalikan sebagai Senjata Pembunuh Manusia

Sebuah unggahan yang beredar di media sosial di TikTok menyebutkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat dikendalikan dengan sistem digital dan dikendalikan oleh gelombang untuk mengintai manusia. Mereka menyebutkan bahwa nyamuk adalah senjata untuk membunuh rakyat Indonesia.

Wolbachia melumpuhkan virus demam berdarah di tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga tidak menular ke manusia. Bakteri wolbachia juga tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Kementerian Kesehatan membantah klaim yang menghubungkan nyamuk Wolbachia dengan cerita tentang senjata pembunuh manusia, digitalisasi, dan implantasi chip.

Dengan demikian, teknologi nyamuk Wolbachia dikendalikan sebagai senjata pembunuh manusia adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Konspirasi yang banyak bermunculan di internet ini merupakan hal yang wajar karena teknologi baru akan menimbulkan kekhawatiran tertentu. Tetapi alangkah baiknya apabila kekhawatiran tersebut tidak kemudian disebarkan dalam bentuk hoax yang berdasarkan teori konspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun