Sekolah merupakan Lembaga Pendidikan formal yang berusaha untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas tinggi sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang NO. 20 Tahun 2002 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yaitu Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang bertanggungjawab. Untuk hal itu, ada banyak faktor yang mempengaruhi seberapa baik program Pendidikan diimplementasikan di sekolah. Apalagi karena sekolah adalah tempat yang dimana peserta didik dari berbagai latar belakang yang berbeda, hal ini bisa saja memungkinkan mereka membawa permasalahan ke sekolah yang akan menghambat aktivitas pembelajaranSalah satu masalah yang telah menarik perhatian di bidang Pendidikan adalah perundungan (bullying) di sekolah. Terdapat beberapa perilaku peserta didik, seperti bertindak dengan cara yang baik atau buruk. salah satu perilaku buruk yang kerap kali terdapat di lingkungan sekolah adalah melakukan bullying. Bullying adalah Ketika sekelompok orang atau satu orang mempermalukan atau menindas orang lain dengan alasan tertentu. Perilaku bullying akan melakukan secara terus menerus dengan bertujuan membuat korbannya merasa tersakiti atau tidak berdaya secara fisik, mental, dan psikologis. Para pelaku bullying yang dianggap sepele kemudian akan berkembang menjadi sebuah kebiasaan sehingga perilaku bullying menjadi hal yang lazim dan kerap ditemukan pada saat ini. Biasanya para pelaku bullying merasa dirinya kuat dalam artian kuat secara mental dan fisik, dalam situasi tersebut korban tidak dapat melindungi dirinya sendiri karena dia merasa lebih lemah dari pelaku
Peran guru dan manajemen sekolah menjadi hal yang penting dalam menanggulangi perilaku bullying di sekolah. Peran guru sangat dibutuhkan sebagai pembimbing peserta didik, termasuk didalamnya adalah membimbing peserta didik yang terlibat dalam perilaku bullying. Selain berperan sebagai pembimbing peserta didik, guru juga menjadi penengah konflik antara korban dan pelaku bullying dan memberikan nasihat. Peran ini sangat penting karena dalam mengatasi perilaku bullying, karena Ketika berada di sekolah peserta didik lebih dekat dengan guru dan memiliki interaksi yang lebih lama untuk mengantisipasi kasus bullying guru harus memiliki rencana atau Solusi untuk menangani masalah tersebut. Guru dapat memberikan contoh yang baik untuk diikuti oleh peserta didiknya sehingga mereka dapat meniru perilaku tersebut. Manajemen sekolah memiliki peran penting dalam mengembangkan kebijakan dan menciptakan lingkungan belajar yang aman. Manajemen sekolah harus mengambil inisiatif dalam membuat kebijakan yang mencakup strategi-strategi dan pencegahan bullying. Selain menghilangkan kemungkinan terjadinya bullying, peraturan-peraturan ini juga harus dibuat untuk menumbuhkan suasana yang mendorong perkembangan peserta didik. Upaya terkoordinasi untuk mencegah atau menanggulangi bullying di lingkungan sekolah dapat diantisipasi dengan adanya kolaborasi anatar gru dan manajemen sekolah, yang dapat dicapai melalui pelatihan yang tepat dan komunikasi yang baik. Lingkungan belajar yang aman dan mendukung dapat diciptakan untuk setiap siswa dengan peningkatan pengetahuan dan penerapan kebijakan yang efektif
Rumusan Masalah
Dengan mengetahui angka perilaku bullying di sekolah dasar, maka pihak sekolah, orangtua dan pemerintah dapat merancang tindakan pencegahan untuk meminimalisir dampak buruk yang diakibatkan oleh perilaku bullying, karena dampak dari perilaku bullying akan mempengaruhi perkembangan anak saat ini hingga setelah dia dewasa.Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diasumsikan bahwa guru memiliki peran yang penting dalam menanggulangi perilaku bullying di sekolah dirasakan perlu adanya suatu penelitian untuk mengidentifikasi"Persepsi Guru Tentang Bullying di Sekolah dan Peran Mereka Dalam Penanggulannya".
Tujuan MasalahÂ
Peneliti bertujuan mengetahui bagaimana persepsi atau sudut pandang guru dalam perilaku bullying serta perannya dalam menanggulangi perilaku bullying
Metode PenelitianÂ
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang mencoba untuk mendalami pemahaman tentang suatu fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dapat berupa tingkah laku, persepsi, stimulus. Tindakan yang dilakukannya dengan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata. Penelitian kualitatif seringkali menggunakan metode kualititatif. Menurut moleong (2010), penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan Teknik Analisis tanpa menggunakan analisis statistic atau cara-cara kuantitatif lainnya.
Penelitian yang menggunakan metodologi studi kasus ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang keadaan dan realita yang ada di dunia nyata. Khususnya, metode yang digunakan para peneliti dalam mengkaji mengenai perilaku bullying di SDN Lopang Domba. Dalam memperoleh data, hal yang pertama peneliti lakukan adalah dengan mewawancarai guru sebagai informan, karena guru sendiri berperan sebagai Pembina selain membina lingkungan sosial yang menyeluruh dan mendorong peserta didik untuk tidak terlibat dalam perilaku kekerasan atau perundungan
Oleh karena itu, untuk mencegah peserta didik bertindak tidak sesuai dengan standar yang berlaku, seperti menggunakan kekerasan (bullying), guru diharapkan dapat mengajarkan kepada peserta didik bagaimana perilaku yang baik sesuai dengan norma-norma Pancasila yang ada di Masyarakat, negara, dan bangsa. Diharapkan dengan melakukan wawancara yang lebih komprehensif dan detail mengenai gejala-gejala bullying pada remaja. Penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara sebagai pengumpulan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Permasalahan perundungan bukan sekedar terjadi karena adanya interaksi antara korban dan pelaku saja, tetapi bisa terjadi juga di antara teman sebaya yang usianya sama, keluarga dan sekolah, berikut ini adalah temuan dari hasil penelitian yang dilakukan serta pembahasan mengenai persepsi guru tentang bullying di sekolah serta perannya dalam mengatasi atau menanggulangi permasalahan bullying di SDN Lopang Domba:
Jenis-jenis perilaku bullying
Bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk Tindakan. Bullying sendiri terbagi menjadi 6 jenis yaitu:
- Physical Bullying. Bullying ini merupakan tindakan ketika seseorang atau sekelompok orang dengan sengaja menyakiti, memukul, melukai, atau mengancam korbannya, dengan maksud untuk memberikan dampak yang dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Efek dari bullying ini berupa memar atau cedera lain yang diderita oleh korban. Bullying fisik dapat berupa mendorong, memukul, merobek pakaian, dan tindakan lain yang membahayakan korban
- Bullying Non fisik. Bullying ini didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang tidak melibatkan kontak fisik, tetapi berfokus pada penggunaan kata-kata yang menyebabkan korban merasa sakit atau terluka. Hal ini bahkan dapat berupa mencaci maki dan meremehkan korban, membuat mereka merasa terisolasi dan sendirian dengan meremehkan penampilan, kecerdasan, tubuh, dan karakteristik lainnya.
- Bullying Cyber Bullying ini merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan platform online dan media elektronik. Jenis perundungan ini dapat berupa melecehkan korban di media sosial dengan tujuan untuk merendahkan, menyakiti, atau melukai korban. Perundungan dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti mengirim pesan singkat atau pesan instan, meninggalkan komentar di kolom media sosial, atau mengirim atau mengunggah gambar atau video yang membuat korban merasa takut dan kesal
- Bullying Non verbal langsung Bullying ini merupakan tindakan ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan sesuatu tanpa berbicara atau hanya menggunakan bahasa lisan. Ini termasuk penindasan atau pelecehan yang menggunakan tanda, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lainnya. Karena pelaku tidak menggunakan kata-kata, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan mental yang tidak terlihat dan tidak terdeteksi pada korban.
- Bullying VerbalBullying ini merupakan tindakan seseorang atau sekelompok orang yang terlibat dalam komentar yang merendahkan, penghinaan, ejekan, atau ancaman dikenal sebagai perundungan. Perundungan dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk lingkungan sosial, tempat kerja, sekolah, dan bahkan secara online (media sosial). Salah satu bentuk perundungan adalah ketika seseorang menyebarkan informasi yang tidak benar atau rumor negatif yang membuat korban merasa tidak nyaman.
- Bullying Non verbal Tidak Langsung Bullying ini merupakan tindakan yang sulit untuk didefinisikan dan dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok individu dengan menggunakan bahasa yang tidak langsung dengan motif yang tersembunyi. Bullying ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti dengan sengaja menyebabkan sesuatu pada orang lain atau menyebabkan kerusakan pada barang mereka. Dalam hal ini korbannya dapat mengalami dampak yang serius
Faktor-faktor Penyebab Bullying
- KeluargaPelaku bullying sering kali berasal dari keluarga yang tidak harmonis dengan orang tua yang menghukum anak-anak mereka secara berlebihan atau dari lingkungan yang tegang, tidak ramah, dan agresif. Anak-anak yang sering melihat pertengkaran orang tua mereka cenderung meniru perilaku buruknya terhadap teman-temanSekolahKeberadaan bullying sering kali diabaikan oleh sekolah. Akibatnya, anak-anak yang melakukan bullying akan merasa bahwa Tindakan mereka dibenarkan. Bullying bisa berkembang dengan cepat di lingkungan dimana sekolah sering memberikan umpan balik yang tidak mendidik kepada peserta didik mereka, seperti dalam bentuk hukuman yang tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah
- Faktor kelompok sebaya. Anak-anak terkadang terdorong untuk melakukan bullying saat mereka berinteraksi dengan teman sebaya baik di rumah atau di sekolah. Hal ini mereka lakukan untuk menunjukkan bahwa mereka dapat menjadi bagian dari kelompok tertentu meskipun dalam melakukan Tindakan tersebut mereka merasa tidak nyamanÂ
- Kondisi Lingkungan Sosial. Perilaku bullying juga dapat disebabkan oleh faktor kontekstual sosial salah satu penyebab Tindakan bullying adalah kemiskinan. Orang yang berada dalam kemiskinan akan melakukan apa saja dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga tidak mengherankan jika pemerasan di kalangan pelajar sering terjadi di lingkungan Pendidikan
- Media Sosial Faktor terakhir yang menyebabkan adanya perilaku bullying adalah perkembangan media sosial di dunia saat ini. Media sosial, yang dapat menampilkan apa saja dapat menjadi sebuah tontonan bagi anak-anak. Apa yang mereka lihat di media sosial dapat menarik perhatian mereka. Mungkin saja mereka terpancing dan ingin menyakiti teman-teman mereka bahkan Ketika mereka menyaksikan kekerasan terhadap mereka di media sosial
Persepsi Guru Tentang Bullying
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, guru memiliki persepsi atau sudut pandang yang baik mengenai bullying yang dimana guru memiliki pemahaman yang baik dan tingkat pendidikan rata-rata jenjang yang tinggi sehingga persepsi mereka atau sudut pandang mereka baik terhadap perilaku bullying yang terjadi dilingkungan sekolah dan guru bekerja sama dengan guru lain untuk mengatasi bullying dan mereka selalu memberikan edukasi kepada peserta didik di sekolah untuk mencegah terjadinya perilaku bullying.
Peran Guru dalam Menanggulangi Bullying
Guru merupakan seseorang yang berjasa dalam dunia Pendidikan. Karena guru satu-satunya individu yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mendidik peserta didik baik secara individual maupun klasikal, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Guru adalah figur utama dalam Pendidikan dan bertanggung jawab penuh atas Pendidikan mereka. Selain itu guru adalah orang terpenting kedua setelah orang tua dalam hal mengajar, melatih dan membimbing siswa dalam lingkungan Pendidikan formal. sehingga apapun yang berkaitan dengan peserta didik di sekolah merupakan tanggung jawab guru sebagai seorang pendidik. Selain bertugas untuk memberikan pengetahuan, guru harus mampu menstimulasi siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di sekolah, terutama peran dalam menyelesaikan masalah siswa yang muncul di lingkungan sekolah, terutama perilaku yang tidak diinginkan yang berdampak pada sekolah. Selain bertanggung jawab atas prestasi akademik siswa, guru di sekolah juga bertanggung jawab untuk membentuk tingkah laku dan kepribadian peserta didiknya
Berdasarkan pengumpulan data melalui wawancara melalui wali kelas maka dapat  diperoleh informasi bahwa guru di SDN Lopang Domba telah mengupayakan prilaku bullying dengan memberikan nasihat, arahan, dan pembinaan kepda peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi. Hal ini bertujuan agar peserta didik merasa termotivasi, lebih percaya diri, dan fokus pada pembelajaran, sehingga mereka terhindar dari Tindakan yang bisa merugikan orang lain
Kendala Yang Dialami Dalam Menaggulangi Bullying
Dari hasil kegiatan wawancara yang telah dilakukan mengenai kendala yang dialami oleh guru dalam menanggulangi perilaku bullying itu tidak ada guru yang mendampingi secara khusus karena semuanya dilibatkan kepada guru kelas.
KESIMPULAN DAN SOLUSI
KesimpulanÂ
Salah satu masalah yang telah menarik perhatian di bidang Pendidikan adalah perundungan (bullying) di sekolah. Penelitian ini menekankan betapa pentingnya peran guru dalam menanggulangi permasalahan bullying di lingkungan sekolah. Berdasarkan data-data dan analisis mengenai persepsi guru tentang bullying di sekolah dan perannya dalam menanggulangi, dapat disimpulkan bahwa:
Bullying itu sendiri terdapat 6 jenis yaitu physical bullying, bullying non fisik, bullying cyber, bullying non verbal langsung, bullying verbal, dan bullying non verbal tidak langsung
Faktor penyebab bullying dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor internal yaitu mereka ingin menunjukkan eksistensi diri. Sedangkan faktor eksternal disebabkan oleh keluarga, lingkungan sosial peserta didik, teman sebaya dan media sosial sehingga bullying bisa terjadi di lingkungan sekolah
Persepsi guru tentang bullying dimana guru memiliki pemahaman yang baik, dari hasil wawancara yang dilakukan guru berpendapat bahwa perilaku bullying itu tidak baik karena dapat membuat mental anak terganggu sehingga bisa saja anak putus sekolah.
Peran guru dalam menanggulangi bullying yaitu dengan cara memberikan nasehat, arahan, dan pembinaan kepada peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penghargaan kepada peserta didik yang berprestasi
Hambatan yang dihadapi dalam menanggulangi perilaku bullying adalah tidak terdapat guru pendamping khusus dalam menghadapi perilaku bullying
Solusi
Berdasarkan kesimpulan, solusi dalam menanggulangi perilaku bullying perlu adanya kolaborasi antara guru dan manajemen sekolah dengan diadakannya program-program sekolah yang dapat merubah tingkah laku atau kepribadian peserta didik seperti sekolah ramah anak, Pendidikan karakter, menerapkan program keagaman dan penambahan guru konseling, serta melakukan kampanye anti bullying dengan membuat poster anti bullying. Â
Bapak Firdaus, M. Pd
Dosen PGSD UNTIRTA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H