Mohon tunggu...
Selly Yede
Selly Yede Mohon Tunggu... -

Senang berkarya bukan karena bisa, melainkan karena suka... - @kabuthijau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

I Love UN

17 April 2014   16:46 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fayola Nadheera, siswi kelas XII Ipa 1 SMA Pandawa, Serang. Cewek sederhana yang punya keinginan jauh dari kata sederhana. Bagaimana tidak? Dia yang hanya seorang anak penjaga kantin, menyukai Ganesh Pandega, seorang kapten basket di sekolahnya, cowok proporsional, manis,dengan sikap cool dan sejuta pesona terpendamnya. Dia adalah anak tunggal dari pemilik hotel berbintang di Jakarta.

"Fay ! Sini cepetan! " Teriak Mario di pintu kelas, Fay yang sedang membaca novel di bangkunya tak mengindahkan panggilan Mario.

"Jangan nyalahin gue yaaaa kalo lo kehilangan kesempatan lihat momen dahsyat dia..." Mario berjalan ke halaman kelas.

"Rioooooo! Tungguuuuuu!" Seketika itu Fayola menutup novel dan meninggalkan bangkunya mengejar Mario. Langkah Fayola terhenti tepat diantara perbatasan halaman kelas dengan lapangan basket yang tertutupi kawat pembatas. Dua telapak tangannya terangkat menempel memegang kawat itu. Matanya memandang lekat pada sosok yang sedang berdiri menantang matahari di bawah tiang bendera.

"Ayo abadikan momen dahsyat ini Fay! Bagus buat nambah koleksi lo!hhaha" Mario menepuk bahu Fayola.

"Apanya yang dahsyat!! Kasihan dia ... Pasti kepanasan... Pasti dia haus... Ih kenapa lagi sih dia... Seneng bener berjemur siang-siang gini" kata Fayola dengan muka lemas.

"Yaa itu kan salah dia,, pasti dia berulah lagi di kelasnya,atau dia bolos lagi pas pelajaran Pak Wahyu?ataaaau..." Ujar Mario.

"Atau apa???atau karena dia ngerokok di dalam kelas dan ketauan guru??" Fay memotong dan meneruskan ucapan Mario.

"Nah itu lo tau... ! Masihhh aja suka cowok begitu! Mentang-mentang tajir dan kapten basket! Padahal sama gue aja gantengan gue! Pinteran gue pula! Coba lihat gue!" Mario memutar badan Fayola menghadap dia. Kali ini tak ada senyum di muka Mario. Ekspresinya sungguh serius.

"Ia...kita udah sahabatan mau tiga tahun,,dan gue sadar banget ko... emang gantengan lo! Teruuuus... Masiiiih ajaaa lo ngira gue suka sama dia karena tajir n kapten basket. Kan udah gue bilang, gue suka dia karena jeleknya dia! Puas???hhaha.." Fay menjulurkan lidahnya ke arah Mario, kemudian berjalan menuju kelasnya. Mario tetap berdiri, tersenyum menatap punggung Fay yang berlalu.

*****

Hari selasa sore adalah satu dari sekian hari yang Fayola tunggu-tunggu. Pasalnya, hari itu adalah jadwal latihan ekskul basket yang bersamaan dengan jadwal Fayola dan Mario latihan ekskul musik. Ya... Sudah menjadi rahasia umum kalo Fayola dan Mario tak dapat dipisahkan. Dimana ada Mario, disitu ada Fayola.

"Kayaknya dia ga latihan Fay!" Mario menghampiri Fayola yang sedang memetik gitarnya.

"Yaaaah... Serius??udah kumpul semua gitu???" Fayola tak percaya dengan informasi dari Mario.

"Iya Fayola,, mungkin dia sakit! Kemarin kan berjam-jam dia di jemur" jawab Mario.

"Wuaaah... Bener juga lo! Jangan-jangan Ganesh sakit..."

"Yawdah,, sms sana.... Tanya kabarnya... " Saran Mario

"Ga ah.... Palingan dia jawabnya marah-marah lagi,, kasar lagi! Gue mau udahan aja sms dia nya"

"Seriussss Fay???ahhh gue seneeeeng banget! Akhirnya sobat gue udah sadarrr kalo mimpinya ketinggian!hhahaha" Mario menabuh drum nya.

"Ia,, gue mau berhenti sms dia sebagai 'Yona', dan gue mau mulai sms dia sebagai Fayola,pake no gue asli!!!hhahahaa... Mimpi itu hak semua orang..ga mandang status dan ga ada ukurannya! Mimpi ada bukan cuma buat pajangan doang.. Tapi buat di kejar! Dan gue berhak ngejar mimpi gue! Gue sayang lo Ganesha Pandegaaaa!!" Teriak Fayola, lalu lanjut memainkan gitarnya menyenandungkan lagu MYMP-All of my life.

For all of my life

You are the one, I will love you

Faithfully forever

All of my life you are the one

I'll give to you my greatest love

For all of my life...

Seisi ruang ekskul itu sudah tau, kalo Fayola menyukai Ganesh. Mereka hanya tersenyum melihat tingkah Fayola. Dan tanpa sepengetahuan Fayola, ada diantara mereka yang pernah memberi tau Ganesh bahwa Fayola menyukai Ganesh. Meskipun Fayola sebenarnya sudah memaksa mereka menutup mulut dengan sogokan minuman atau cemilan yang ia bawa setiap latihan.

*****

Keheningan malam terpecah oleh langkah Fayola yang tak menentu. Antara tempat tidur dan pintu kamar entah sudah berapa kali ia lewati dalam menit ini. Fayola menekan keypad abjad dan delete berulang-ulang di HP dan sesekali ia menggigitnya. Sampai akhirnya ia duduk di tempat tidurnya.

Fayola : - hallo Ganesh..-

Fayola memejamkan mata. Kurang dari satu menit HP Fayola sudah berbunyi.

Ganesh : -ya,,ni siapa?-

Kedua sudut bibir Fayola mundur ke arah pipi membentuk sedikit lengkung.

Fayola : -ni Fayola, nak XII ipa 1, maaf ya ganggu-

Fayola mengangkat kedua tanggannya seraya membaca do'a *Tuhaaan... Semoga Ganesh ga marah-marah lagi*

Ganesh : -oh,,nak ipa 1,,yang mana itu ya?hhehe maaf ya,,nesh ga tau...-

Fayola : -ia gapapa ko,, ga perlu tau juga gapapa,hhehe-

Wuahh...jawaban dia lumayan ramah nih.. Dan bagusnya dia ga tau gue *ucap syukur Fayola

Tiga puluh menit berlalu.

Nah kaaan... Dia ga bales lagi. Heuu... Umpat Fayola.

*****

Bel kelas berbunyi dua kali, menandakan waktu istirahat tiba. Fayola menuju ke arah kantin. Saat Fayola membeli lolipop rasa melon kesukaannya, Ganesh berdiri tepat di sampingnya dan mengambil lolipop yang sama.

Wajah Fayola memerah saat lengan Ganesh tepat di depan hidungnya, aroma parfume Ganesh tercium jelas olehnya. Namun sepertinya hidung Fayola terlalu dekat hingga saat Ganesh menarik kembali tangannya tak sengaja mengenai hidung Fayola. Ganesh hanya menatap singkat Fayola tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya, dan Ganesh melangkah menuju kasir. Dari pintu luar kantin Mario tertawa. Tak sabar, Fayola bergegas membayar dan menghampiri Mario.

"Lo merhatiin gue ya???puas ya lo ketawa???haaaah!" Fayola cemberut meninju bahu Mario.

"Sabarrr yaaa... Sang pemimpi!hhaha" Mario mengusap rambut Fayola. Mereka kembali menuju kelas.

Beberapa jam berlalu. Sampai tiba saat pulang sekolah. Ketua kelas membagikan surat untuk orangtua murid. Menjelang perpisahan kelas XII yang akan diadakan 3 minggu lagi setelah UN minggu depan, orangtua murid akan dikumpulkan untuk rapat.

Sepanjang perjalanan pulang, Fayola membolak-balik surat itu ditangannya. Ia mendapatkan ide untuk tema pembicaraan dengan Ganesh. Setibanya di kamar, Fayola langsung sms Ganesh.

Fayola : -hallo Ganesh,, lagi apa?btw,, besok orangtuamu mau dateng ga?-

Ganesh : -orangtua??maksudnya??- Balesan yang super kilat

Fayola : -tadi udah nerima kan surat dr sekolah buat orangtua?-

Tiba-tiba ada telfon dari nomer baru di layar HP Fayola.

Fayola : " Hallo,,"

Xxx : "hallo.. Fay.. Surat orangtua apaan??buat Ganesh??sekarang suratnya dimana???"

Ternyata itu telfon dari Ganesh yang terdengar begitu panik. Fayola terdiam sejenak. Bertanya-tanya dalam hatinya. Kenapa Ganesh sepanik itu?sampe-sampe rela nelfon pake nomer orang lain dan beda operator pula. Segitu kaget dan pentingnya kah?fikir Fayola.

Fayola : "biasaaa,, besok rapat orangtua murid, katanya sih rapat mengenai acara perpisahan kelas XII nanti. emang tadi Ganesh ga dapet?kan tadi pas pulang sekolah di bagiin sama ketua kelas masing-masing" jawab    Fayola dengan suara yang tidak begitu stabil. *gemeteran gitu laaah, deg-degan dapet telfon dari orang yang bener-bener diharapkannya*

Ganesh : "fiuhhh... Kirain surat khusus buat ortu Ganesh doang,,hhehe... Tadi pas jam istirahat Nesh bolos Fay! Okee deh, makasih yya Fay infonya!"

Fayola menatap layar HP nya.

Jadi Ganesh ngira itu surat panggilan orangtua khusus buat dia?mmmmm....gitu tuh kalo kebiasaan dipanggil guru BP. Aaah... Ujar Fayola.

*****

Sore hari menjelang Ujian Nasional (UN), Fayola duduk di teras rumahnya, membuka kisi-kisi untuk ujian besok. Sambil sesekali mengeluh dalam hatinya.

'Kenapa sih harus ada UN, heuuh I hate UN' kalimat itulah yang lagi sering-seringnya keluar dari mulut para siswa kelas XII akhir-akhir ini, termasuk Fayola.

Ditengah keseriusannnya membolak-balik lembaran kertas itu, nada sms di HP nya berbunyi.

Ganesh : -Met sore... Maaf, ini Fayola kan?-

Fayola terkaget, ia mengucek matanya, mencubit pipinya dan mengigit jempol tangannya. Memastikan itu bukan mimpi.

Aaaaah Riooooo... Lo harus tau ini.. Akhirnya, setelah sekian lama... Ganesh sms gue DULUAN!! Teriak Fayola seakan Mario ada di dekatnya.

Fayola : -ia,, ini Fayola,, kenapa Nesh?-

Balasan sms Fayola terkirim seiring senyumnya yang mengembang.

Ganesh : -Lagi apa Fay? Gimana persiapan UN nya?

Fayola makin tersenyum lebar. Tak ia biarkan Ganesh menunggu jawabannya, ia pun cepat-cepat membalas.

Fayola : -Ini lagi buka-buka buku,ngulas aja sih, hhehe.. Nesh sendiri gimana persiapannya?

Ganesh : -Hhheehe..sama aja,,

Fayola bengong dan bingung menatap HP nya. Segera ia menelfon Mario dan menceritakan apa yang baru terjadi.

Malam sudah tiba. Fayola kembali sibuk dengan kertas-kertas yang berserakan di atas meja belajarnya. Buku-buku ia biarkan bergeletakan disetiap sudut kamar demi menghadapi esok hari. HP Fayola tak berhenti berbunyi, ia sedang sms-an dengan teman-temannya di sekolah luar, entah teman chatting ataupun teman SMP nya yang berbeda SMA. Kali ini Fayola sibuk menyalin isi sms ke kertas-kertas kecil, sangat kecil . Itu bukan sms biasa, melainkan sms kunci jawaban UN ! Yaaa... UN tahun ini bocor lagi! Fayola yang tidak terlalu bodoh itu mencari aman dengan memersiapkan kunci jawaban.

Satu diantara teman yang sms itu adalah Ganesh. Meskipun dalam hati Fayola terheran-heran, 'kenapa Ganesh bertanya kunci jawaban ke Fayola',, dengan senang hati, Fayola memforward sms kunciii jawaban itu ke Ganesh.

Ganesh : -thanks Fay :), besok jangan lupa dibawa ya hapenya,hhehe-

Balasan sms Ganesh membuat Fayola senyum-senyum sendiri, lagi.

*****

Malam kedua UN, Fayola masih sibuk dengan kertas rangkuman rumusnya. HP Fayola tak kalah sibuk berbunyi. Mario mengirimkan info kuncii jawaban pada Fayola, tapi Fayola hanya membalas -percuma, kunci jawaban dari lo tadi juga ga nembusss! :p- .

Ganesh juga tak ketinggalan meramaikan bunyi HP Fayola, ia berkali-kali sms meminta kunci jawaban, tapi sampai jam 12 am Fayola masih belum mendapatkan kunci jawaban dari sumber terpercayanya itu.

Dan pada jamm 3 pagi HP Fayola berbunyi, membangunkan Fayola dari tidurnya. Ternyata itu sms yang ia tunggu-tunggu. Kunci jawaban !

Fayola langsung memforward sms itu ke teman-temannya termasuk Ganesh. Tapi tak ada balasan. Akhirnya Fayola membuat salinan di kertas kecil untuk Ganesh.

Paginya, Fayola duduk bersama teman-teman kelas, seperti hari kemarin, lagi-lagi mendiskusikan tentang kuncii jawaban, menyamakan dengan berbagai sumber, dan mengingatkan orang yang berhak memastikan 'tembus' atau tidaknya kunci jawaban tersebut. Masing-masing mata pelajaran memang sudah ada 'penembus' nya masing-masing. Dan hari ini mata pelajaran Biologi, giliran Fayola yang mendapatakan tugas menjadi 'penembus' di ruangannya. Meskipun sibuk berdiskusi, mata Fayola tak pernah lengah untuk memastikan kedatangan Ganesh. Fayola resah, khawatir Ganesh belum mendapatkan kunci jawaban itu, sms ke Ganesh tadi malam bukan hanya tak dibalas,tapi juga tak terkirim. Ini bukan masalah pintar atau bodoh, mampu atau tidak, tapi ini masalah 'cari aman' begitu ujar Fayola dalam hatinya. Dan orang yang ditunggu-tunggu pun lewat di depannya. Fayola memberanikan diri memanggil Ganesh, yang sebelumnya tak pernah sekalipun ia bertegur sapa secara langsung.

"Ganesh ! " Panggil Fayola dan Fayola menghampiri Ganesh.

"Ya Fay? " Ganesh menghentikan langkahnya, ia membenarkan rambutnya yang terlihat berantakan.

"Tadi jamm 3 malem Fay kirim sms kunci jawaban ke Ganesh ga keterima yya?" Tanya Fayola dengan sedikit gemetar.

"Naaah ia Fay,, Nesh nya udah tidur,, HP Nesh loww,ni juga kesiangan,hhehe" ujar Ganesh

"Owh gitu,,terus udah dapet belum???"

"Beluuum Faaay, yawdah Nesh ke kelas dulu ya,belum nyalin nih" kata Ganesh dan hendak melanjutkan langkahnya.

"Tunggu Nesh!" Fayola mengambil kertas kecil di dalam tasnya.

"Kenapa Fay?"

"Nih... Semalam Fay salinin juga buat Ganesh..hhehe" Fayola menyerahkan kertas kecil itu ke Ganesh.

"Wuaaaah... Makasiiih ya Fay..okk Nesh ke kelas ya,!" Ganesh menyalami tangan Fay dan berlalu menuju kelasnya. Tapi Fay masih berdiri di tempat yang sama, memandang Ganesh dengan penuh senyum dan rasa tak menyangka atas hal yang baru saja terjadi. Ia menciumi tangannya sendiri.

"Cieeeee yang seneeeeng bisa ngobrol sama Ganesh! Ga usah diciumin juga x tu tangan! " Ejek Mario yang mendekat berdiri di samping Fay. Seketika itu teman-teman Fay juga mendekat dan tak kalah seru seperti Mario, mengejek Fay.

"Cie cie... Fayolaaaa,uhuuuuy! akhirnya bisa ngobrol sama Ganesh,, gue kira lo ga akan berani! Hhaha" ejek Gamal teman satu kelas dan satu ekskul dengan Fayola.

"Heh Fay ! Seriusss lo tadi ngobrol sama Ganesh?? Ko bisa sih??tumben dia mau ngobrol sama cewek! Kaya lo lagi..!" Tanya Manda tak percaya. Manda adalah cewek populer di sekolah itu yang sedikit jutek dan suka 'juga' sama Ganesh, namun tak pernah mendapatkan respon.

"Aaaah... Apa sih kalian... Udah-udah,,bubaaar jalannn, hhehe" Fayola tak menjawab pertanyaan Manda, dan ia berlanjut masuk ke dalam kelas.

*****

UN pun berakhir. Seperti biasa, tanpa menunggu pengumuman kelulusan, tradisi corat coret baju sudah di mulai. Termasuk Fayola dan teman-temannya. Mereka bersuka cita, pilok bermacam warna dicoretkan di baju masing-masing. Saling membubuhkan tanda-tangan dan komen-komen kecil.

"Fay... Tuh ada Ganesh! Samperin sana... Lo ga mau kan ketinggalan tandatangan Ganesh??" Ujar Mario berbisik di telinga Fayola.

"Tapi gue ga seberani itu Riooo,, gue takut ah,, kan dia lagi sama teman-temannya!" Fayola memandang Ganesh dari kejauhan.

"Lo bilaaaang,, lo mau ngejar mimpi lo,, masa gitu doang ga berani? Rela lo mimpi lo cuma jadi pajangan ? " ejek Mario

"Okeeei,gue berani ko! " Fayola berjalan menuju Ganesh yang saat itu sedang duduk di atas motor. Dengan rasa dag dig dug di hatinya, Fayola mengumpulkan keberanian sebanyak-banyaknya. Ini bukan sms, ini bukan telfon dan ini juga bukan tempat sepi seperti saat kemarin. Fayola menarik nafas dalam-dalam.

"Nesh... Bagi tandatangannya dooong!hhehe boleh kaliii.." Fayola menyapa bergaya seolah sudah berteman akrab dengan Ganesh, melupakan rasa groginya. Ia menyodorkan kaosnya kepada Ganesh.

"Fay... Lo tandatangan juga dong di baju gue!" Pinta Sadam teman Ganesh, Fayolapun menandatangani baju Sadam.

"Udah belom Nesh?" Tanya Fayola

"Udah nih....Nesh duluan yya! " Ganesh menyerahkan baju itu, dan Ganesh membawa motornya pergi bersama teman-temannya.

"Faaaay...! Udahan yooo... Kita ke es oyen aja,,aus nih !" Teriak Gamal. Tanpa sempat melihat tandatangan Ganesh yang dibubuhkan di bajunya, Fayola memasukan baju itu ke dalam tas dan pergi bersama teman-temannya.

*****

"Marioooooo.... Lo harus ke rumah gue sekarang! Lo harus liat penemuan gue! Ga pake ga!" Teriak Fayola diujung telfonannya dengan Mario.

"Gue yakin pasti ini masalah Ganesh lagi, Fay... Fay... Kalo aja gue ga sayang sama lo,, gue ga akan mau nih malem-malem dan hujan gini pergi ke rumah lo cuma buat sesuatu yang pasti ga penting buat gue" Umpat Mario dalam hatinya.

"Apa sih penemuan lo Fay?? Palingan lo ngegoreng telor juga angus!hhaha" kata Mario sambil menyandarkan punggungnya di kursi rumah Fayola.

"Ih... Ini bukan penemuan resep masakan ooooy!" Teriak Fayola dari dalam kamar, yang kemudian keluar menghampiri Mario dengan membawa baju bekas corat-coret tadi siang dan melemparkannya di muka Mario.

"Liatt tuh penemuan gue!" Ujar Fayola yang duduk di samping Mario.

"Gimana gue mau liat,, baju lo nutupin muka gue Fayolaaaa..huh" Mario menarik baju itu. Ia membolak - balik . Tapi tak menemukan hal yang Fayola sebut "penemuan" itu.

"Ah looo... Mana penemuannya??kan gue juga tau ini kemarin di corat-coret, ga aneh ah!" Mario meletakkan baju itu di meja depan tempat ia duduk.

"Ihhhh mata lo sliwer kali ! Masa gue salah,, tadi udah gue liat berkali-kali bener kooo, ada penemuan aneh" Fayola menarik baju itu, dan ia menunjukan yang ia maksud.

"Niiiih ini Mariooooo! Lihat telunjuk gue!" Telunjuk Fayola menempel di baju tempat tandatangan Ganesh dibubuhkan,, dan...

"I LOVE U Fayola Nadheera????" Mario membaca keras tulisan di bawah tandatangan Ganesh. Mario menarik baju itu dan kemudian membacanya lagi.

"Seriusss nih tulisan dia???buatan lo kaliiiii" Mario seakan tak percaya.

"Ngapain juga gue iseng begituan. Lo liat doong, tulisan itu sama dengan tulisan nama Ganesh di bawah tandatangan itu" Fayola menunjuk tulisan nama 'Ganesh'.

"Wuaaah ia benerrr Fay! Jadi Ganesssh bales cinta lo dong??jadi mimpi lo jadi kenyataan Fay???"

"Ia Riooooo.... Dan tadi sore gue ketemuan sama dia,, setelah gue meyakinkan sebelumnya di telfon kalo itu bener tulisan dia, dan lo tauuuu???gue jadian sama dia Rioooo!!!! Ternyata dia udah tau gue suka dan perhatiin dia dari saat gue sms dia pake identitas Yona!! Dia bilang awalnya kesal tapi lama-lama dia kehilangan Yona! Dan dia makin yakin ke gue waktu UN itu ... Makasiiih Marioooo,,ini semua berkat looooo!" Teriak Fayola dengan sumringahnya dan lantas memeluk Mario.

"Selaamaaat Fay! Gue seneng bangeeet liat lo bisa gapai mimpi lo,, gue ikut bahagiaaa Fay! Itu berkat usaha lo, gue ga bantu apa-apa sama lo,, dan tentunya itu berkat UN !hhaha" Ujar Mario sambil mengusap rambut Fay seperti biasa yang ia lakukan.

"Waaah ia ya,,, kalo ga ada UN, mungkin sampe detik ini dia akan masih menjadi mimpi gue. I Love UN !!! Tapiiiiii... gue bisa kaya gini juga berkat lo Rioooo...lo udah bantu wujudkan mimpi gueee! Gue sayang lo Riooo...." Fayola mengeratkan pelukannya.

"Bahagia lo bahagia gue juga Fay, lo emang cewek hebat! Ga salah gue sayang sama lo. Lo hebat bisa jadiin mimpi lo bukan cuma pajangan, ga kaya gue. Bagi gue, ga semua mimpi itu harus di kejar. Terkadang ada mimpi yang akan tetap menjadi indah dan membahagiakan kalo itu tetap menjadi mimpi, tetap terpajang diujung khayal,tanpa lelah dan tanpa akhir.

Dan bagi gue, perjalanan "mengejar" dan memandang mimpi itu jauh lebih bahagia daripada saat meraihnya. Karena terkadang saat mimpi itu teraih, ada rasa lelah dari perjalanan yang akhirnya terfiniskan dalam rasa puas yang membuat keindahan itu hilang. Dan mimpi yang tak perlu gue raih adalah jadiin lo milik gue seutuhnya" ujar Mario dalam hatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun