Ah, udah tanggal 19 Oktober aja. Waktunya presentasi di Fakultas Sastra Inggris -- Universitas Sanata Dharma, Jogyakarta. Coba kuingat kejadiannya, karena aku baru nulis hari ini.
Sebelum Hari-H
Yak, udah beberapa bulan sebelum ini aku dan kakakku, si Selda, ditunjuk untuk jadi pembicara di Literary Studies Conference – Children’s Literature in Southeast Asia. Dalam acara itu kami akan presentasi menggunakan slide, menceritakan asal-usul dan perkembangan hobi membaca dan menulis sejak kecil. Slide-nya ditulis dan dibaca memakai bahasa Inggris. Kalau dalam bayanganku sih, pasti di sana bakal ngeri. Lha wong aku bayanginnya di sana banyak bule, terus habis itu mereka nanya pake bahasa Inggris juga. Terus aku nggak bisa jawab. Huft. Tapi ini semua harus dihadapi (nggak usah sok dramatis, kaleee). Nggak boleh enggak, nggak boleh nggak mau. Yaaa, gitu.
Hari Rabu, 19 Oktober 2016. Kami berangkat ke lokasi konferensi pake mobil dari rumah. Lalu sesampainya di sana, aku dan Selda siap-siap ngambil kalungan nama (name tag) dari salah satu panitia di sana. Pas masuk ruangan, wah, rasanya kuhampir tewas deh. Beneran, ruangannya gede. Kita diminta duduk dan dikasih minum 2 botol Aqua dan makanan ringan. Aku bener-bener nggak tau nanti di atas pangung mau ngapain. Padahal udah dikasih tau, nanti tinggal baca narasi yang dibawa dari rumah. Ya, tapi kan..
Ah, udah. Tuh namaku dah di panggil. Aku naik panggung bersama Tante Wedha (moderator) dan Selda. Makasih ya Tante, karena berkat Tante aku jadi nggak deg-deg-an lagi, muehehe.
Sembari menghela napas, pelan-pelan aku mulai bicara. Biasakan diri, anggep ini cuma ngobrol ama temen lama, ngomongin rencana hangout ke mana gitu, hehe. Para hadirin menghargai kita. Mereka mendengarkan kami bicara dengan saksama. Ada lucunya lagi nih, hadirin beberapa kali ketawa pas kami ngomongin tentang "kedekatanku dengan YouTube", HAHAHA. Juga pas aku nyeritain ketika nulis draft novel kelas 4.
Saat presentasi itu, aku bilangnya, “Thank God..” ---
Lalu, “... I successfully failed.”
Mereka semua pada ketawa habis itu. Yah, aku senyum aja, habisnya memang benar. Pertama kali nulis naskah setebal 120 halaman untuk ikut lomba, sukseslah --- ditolak penerbit.
Kembali ke presentasi. Lama-lama, aku mulai enjoy. Seru juga acaranya! Aku tinggal duduk manis, baca narasi, yang bahkan serasa kayak ngobrol biasa, lalu menjawab pertanyaan (walaupun pertanyaannya ada yang susah juga).
Salah satu kakak yang nanya, namanya kak Dolorosa Lintang (kalo nggak salah namanya sih itu). Pertanyaannya, “Permainan tradisional apa yang disuka?”
Kalo aku sih, jawabnya jarang, tapi pernah main Gobak Sodor ama Congklak juga, hehehe.
Aku tersenyum bahagia, lalu dengan senang hati membubuhi tanda tanganku dengan bonus kata-kata mutiara (BAHAHA). Nggak juga sih, ada yang cuma kuberi tulisan “terimakasih sudah berkenan membaca buku ini,” dan sebagainya. Tapi seru kok.
O ya, kemarin saat konferensi, ada beberapa siswa yang datang dari SMP di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Mereka datang ke acara ini dalam rangka khusus belajar literasi. Mereka bahkan sampai minta izin khusus dari sekolah. Lembaga sosial yang membimbing mereka adalah Wahana Visi Indonesia. Salah satu rangkaian acara mereka di Yogyakarta adalah mengikuti konferensi ini. Wah, salut juga sama anak-anak ini, sudah datang jauh-jauh dari Manggarai. Mereka keren, deh.
Mari kita lanjutin. HUAHAHA.. seneng juga sih rasanya pas dimintain tanda tangan. Keinget pas zaman-zaman dulu, pertama kalinya seneng nyoret-nyoret buku diaryama notebook,nulis cerita dongeng dan dinilai ayah dan tante Indria. Terimakasih, karena kalian aku jadi ngerasa kayak artis (Lho.) hehe, bercanda. Maksudnya, orang-orang inilah yang berperan selalu dalam mendukung kegiatan menulisku selama ini. Juga mama, kak Selda yang super-nyebelin, saudara-saudaraku, dan para sahabatku. Makasih, ya.
Ucapan terima kasihku untuk para panitia yang baik-baik -- termasuk Tante Sisca (Prodi-Fakultas Sastra Inggris), para pembeli novelku di Universitas Sanata Dharma yang udah repot-repot nunggu giliran buat ditandatangani bukunya. (hehehe..) dan nggak lupa aku juga berterimakasih kepada Pak Ariobimo dari Penerbit Grasindo. Makasih ya, Pak, udah diusulin untuk jadi pembicara di forum internasional keren . Ternyata benar, Pak, hadirinnya “seperti teman main saja”. Pengalaman yang kudapatkan sangat berharga.
Terutama, untuk Tuhan Yesus yang selalu menyertaiku. Thank God.
Dan kalian semua yang membaca tulisanku ini, tetaplah rajin membaca dan berkarya. Dadaah.
Salamku,
Sellyn, 28 Oktober 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H