Mohon tunggu...
Sellyn Nayotama
Sellyn Nayotama Mohon Tunggu... -

Siswa SMP kelas 2 (thn 2018), suka membaca dan menulis. Novel pertama "Queen Kendzie" (terbitan Kompas Gramedia); cerpen "Jam Weker Shabby" dalam antologi (Penerbit Mizan). Baca juga di akun: www.kompasiana.com/sellynnayotama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dimintain Tanda Tangan, Rasanya Itu...

30 Oktober 2016   09:54 Diperbarui: 30 Oktober 2016   13:11 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presentasi di Sesi Pleno | Dokpri

Ah, udah tanggal 19 Oktober aja. Waktunya presentasi di Fakultas Sastra Inggris -- Universitas Sanata Dharma, Jogyakarta. Coba kuingat kejadiannya, karena aku baru nulis hari ini.

Sebelum Hari-H

Yak, udah beberapa bulan sebelum ini aku dan kakakku, si Selda, ditunjuk untuk jadi pembicara di Literary Studies Conference – Children’s Literature in Southeast Asia. Dalam acara itu kami  akan presentasi menggunakan slide, menceritakan asal-usul dan perkembangan hobi membaca dan menulis sejak kecil. Slide-nya ditulis dan dibaca memakai bahasa Inggris. Kalau dalam bayanganku sih, pasti di sana bakal ngeri. Lha wong aku bayanginnya di sana banyak bule, terus habis itu mereka nanya pake bahasa Inggris juga. Terus aku nggak bisa jawab. Huft. Tapi ini semua harus dihadapi (nggak usah sok dramatis, kaleee). Nggak boleh enggak, nggak boleh nggak mau. Yaaa, gitu.

Kenang-kenangan berharga pengalaman | Dokpri
Kenang-kenangan berharga pengalaman | Dokpri
Di Hari-H

Hari Rabu, 19 Oktober 2016. Kami berangkat ke lokasi konferensi pake mobil dari rumah. Lalu sesampainya di sana, aku dan Selda siap-siap ngambil kalungan nama (name tag) dari salah satu panitia di sana. Pas masuk ruangan, wah, rasanya kuhampir tewas deh. Beneran, ruangannya gede. Kita diminta duduk dan dikasih minum 2 botol Aqua dan makanan ringan. Aku bener-bener nggak tau nanti di atas pangung mau ngapain. Padahal udah dikasih tau, nanti tinggal baca narasi yang dibawa dari rumah. Ya, tapi kan..

Ah, udah. Tuh namaku dah di panggil. Aku naik panggung bersama Tante Wedha (moderator) dan Selda. Makasih ya Tante, karena berkat Tante aku jadi nggak deg-deg-an lagi, muehehe.

Sembari menghela napas, pelan-pelan aku mulai bicara. Biasakan diri, anggep ini cuma ngobrol ama temen lama, ngomongin rencana hangout ke mana gitu, hehe. Para hadirin menghargai kita. Mereka mendengarkan kami bicara dengan saksama. Ada lucunya lagi nih, hadirin beberapa kali ketawa pas kami ngomongin tentang "kedekatanku dengan YouTube", HAHAHA. Juga pas aku nyeritain ketika nulis draft novel kelas 4.
Saat presentasi itu, aku bilangnya, “Thank God..” ---
Lalu, “... I successfully failed.”

Mereka semua pada ketawa habis itu. Yah, aku senyum aja, habisnya memang benar. Pertama kali nulis naskah setebal 120 halaman untuk ikut lomba, sukseslah --- ditolak penerbit.
Kembali ke presentasi. Lama-lama, aku mulai enjoy. Seru juga acaranya! Aku tinggal duduk manis, baca narasi, yang bahkan serasa kayak ngobrol biasa, lalu menjawab pertanyaan (walaupun pertanyaannya ada yang susah juga).

Slide ini membuka presentasiku. | Dokpri
Slide ini membuka presentasiku. | Dokpri
Kusebut
Kusebut
Nah ini nih, ada kejadian lucu plus memalukan. Pas sesi Tanya-Jawab, kami berdua, kakak dan adik saling lempar tugas, “kamu aja yang jawab”, hehehe -- sebelum akhirnya kelamaan berbasa-basi dan akhirnya salah satu dari kita ngomong.

Salah satu kakak yang nanya, namanya kak Dolorosa Lintang (kalo nggak salah namanya sih itu). Pertanyaannya, “Permainan tradisional apa yang disuka?”
 Kalo aku sih, jawabnya jarang, tapi pernah main Gobak Sodor ama Congklak juga, hehehe.

Menandatangani novel buat calon pembaca |Dokpri
Menandatangani novel buat calon pembaca |Dokpri
Selepas jadi pembicara, entah kenapa banyak yang datang ke aku dan kakak buat minta tanda tangan. Lah, aku malah baru ingat, kalo di depan ruangan tadi buku-buku kami berdua dijual ke orang-orang. Buku novelku berjudul “Queen Kendzie”, dan punya Selda berjudul “Popular Girls” (keduanya terbitan Grasindo Publisher – Gramedia Widiasarana Indonesia). Pastinya, mereka minta tanda tangan karena udah beli bukunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun