Meskipun dalam prosesnya terdapat banyak kendala untuk menyatukan persepsi atau minimal adanya kompromi dibutuhkan sebagai perantara orangtua dan anak mengkomunikasikan kebutuhannya.Â
Kebutuhan OrangtuaÂ
Dalam berbagai teori parenting, ada dua dimensi penting yang merujuk pada gaya pengasuhan yaitu Interaksi dan Bimbingan. Dua dimensi tersebut mendasari kebutuhan orangtua menentukan gaya pengasuhan yang diterapkan pada anaknya.Â
Terdapat 4 jenis gaya pengasuhan, yaitu Otoritatif, Suportif, Permisif, dan Mengabaikan. Setiap gaya pengasuhan memberikan efek berbeda bagi perkembangan kematangan pribadi anak sebagai individu.Â
Untuk waktu yang lama, studi tentang gaya pengasuhan cenderung diteliti berdasarkan sudut pandang orangtua. Di mana orangtua menunjukkan dua sikap berbeda dalam pengasuhan, yaitu bagaimana mereka berespon (responsiveness) dan menuntut (demanding). Orangtua yang responsif (tanggap) dijelaskan sebagai orangtua yang aktif mendorong perkembangan anak dengan memberikan dukungan kepada anaknya.Â
Di sisi lain, orangtua yang menuntut (demanding) dikaitkan dengan perilaku memberi kontrol berlebihan terhadap anak yang bertujuan untuk memastikan mereka mengikuti aturan-aturan yang terintegrasi dalam keluarga, sehingga tidak ada ruang untuk negosiasi terhadap anak yang tidak patuh.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan orangtua dalam menerapkan pola asuh adalah kontrol dan suportif terhadap kebutuhan anak.Â
Memastikan kebutuhan anak terpenuhi adalah tanggung jawab orangtua, baik kebutuhan materi dan imateri. Oleh karena itu, kebutuhan orangtua mengontrol dan mendukung terpenuhinya kebutuhan anak menjadi hal utama meskipun dalam wujud perilaku yang berbeda.Â
Kebutuhan AnakÂ
Setelah membahas kebutuhan orangtua, rasanya tidak lengkap tanpa membahas tentang kebutuhan anak. Perlindungan terhadap anak dijamin secara hukum dan tradisi yang berlaku dalam masyarakat. Mendapatkan makanan bernutrisi, tempat tinggal yang nyaman, pendidikan yang layak, pakaian bersih, dan terlindung dari ancaman merupakan hak-hak dasar anak sebagai manusia.Â
Selain kebutuhan fisik, ternyata kebutuhan emosional tidak kalah penting peranannya dalam masa perkembangan anak. Kebutuhan psikologis seperti dihargai, didengarkan, dimengerti pikiran dan perasaannya merupakan hal krusial yang mampu memberikan rasa hangat dan memunculkan bibit harmonis dalam hubungan orangtua dan anak.Â