Jauh di pelosok sebuah negara adidaya, terdapat satu kota kecil yang tenang dan damai. Kota tersebut sangat terpencil dan bahkan tidak tersentuh oleh pemerintahan negara. Meskipun kota tersebut masuk dalam pemetaan, namun seperti dianaktirikan oleh pemerintahan. Kondisi kota yang tidak mendapatkan suplai materi ataupun imaterial, telah membiasakan penduduknya hidup mandiri memanfaatkan sumber daya apapun yang bisa mereka kumpulkan. Tuntutan untuk bertahan hidup secara mandiri menjadikan para penduduk sebagai pribadi yang berinovasi dan inisiatif tinggi.
Tanpa sepengetahuan dunia luar, sudah banyak teknologi yang mereka hasilkan tanpa menggunakan aliran listrik. Menyadari kemajuan teknologi yang mereka miliki, akhirnya seorang Pemimpin yang ditunjuk oleh penduduk memutuskan untuk melindungi kota dari dunia luar. Pemimpin mereka bernama Elegast yang memproklamirkan kota tersembunyi berdiri sendiri menjadi Negara.
Jumlah penduduk dalam negara tersembunyi hanya 1500 orang dan mereka hanya diperbolehkan menikah dengan sesama penduduk dalam negara. Aturan pernikahan tersebut bersifat wajib untuk mempertahankan warisan genetik kecerdasan dan kerja keras dalam kelompoknya. Keunikan lain dari penduduk di negara tersebut adalah mereka memiliki tingkat IQ diatas 140, sehingga tergolong jenius.
Oleh karena itu, mereka sangat anti menerima kedatangan orang baru. Sepuluh tahun setelah mereka berdiri sendiri menjadi kota dengan pemerintahan sendiri, pada tahun 2035, mereka menghasilkan sebuah penemuan mencengangkan yaitu obat yang bisa mereset memori manusia. Penemuan tersebut didorong oleh pemahaman mereka terhadap manusia di dunia luar yang memiliki intelegensi lebih rendah, serta tatanan sosial yang berantakan. Oleh karena itu, penemuan tersebut bertujuan untuk mengatur ulang pikiran, pengetahuan, dan perilaku manusia agar tercipta keamanan dan kedamaian seperti yang mereka jalani dalam negara tersembunyi.
Untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan banyak pengorbanan.
Seiring berjalannya waktu, populasi penduduk berkembang pesat diikuti dengan angka kelahiran dan kematian yang sangat tinggi dikarenakan mereka membutuhkan subjek penelitian untuk ujicoba penemuan. Kekejaman penelitian mulai menimbulkan kericuhan dalam negara. Mengatasi kericuhan tersebut, Pemimpin Elegast memerintahkan Alruna, kepala laboratorium rahasia, untuk segera menyempurnakan teknologi kloning manusia.
Seminggu kemudian, Alruna memberikan laporan jika teknologi kloning telah berhasil disempurnakan dengan persentase keberhasilan lebih dari 90%.
“Bagus. Segera adakan rapat emergensi dengan semua ilmuwan. Hari ini juga Gedung Sentral akan memberikan pengumuman kepada seluruh penduduk”, demikian instruksi Elegast. Penduduk pun mengapresiasi upaya gedung sentral dan kericuhan berhasil ditekan.
Satu tahun berlalu, terjadilah krisis yang pertama. Álváró kepala bagian militer pemerintahan, mendatangi Pemimpin Elegast untuk menyampaikan kabar buruk.
“Saya baru saja mendapatkan informasi bahan membuat nuklir saat ini sangat terbatas jumlahnya. Kami membutuhkan pasokan lebih. Saya telah menginstruksikan penjelajah untuk menelusuri hingga wilayah perbatasan, tetapi hasilnya nihil”, demikian laporan Álváró.