Mohon tunggu...
selichaplin
selichaplin Mohon Tunggu... Freelancer - panjang umur perjuangan

belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Anies Lepas Tangan, Ganjar Turun Tangan

20 Februari 2022   16:22 Diperbarui: 20 Februari 2022   16:23 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kesal karena tiap kali membaca berita soal minimnya realisasi janji kampanye dari Anies, pasti di belahan dunia lain Anies sedang berhaha-hihi. Dia jelas lari dari tanggung jawab dan meminta anak buahnya yang segera mengatasi. Ini baru levelnya Gubernur lho.

Sikap Anies sangat berbeda dengan Ganjar Pranowo. Tak jarang, pria berambut putih itu nekat pasang badan dan menyebut masalah yang muncul di daerahnya adalah kesalahannya. Padahal, Ganjar bisa saja seperti Anies. Tapi dia sadar diri bahwa yang diembannya adalah amanat dari rakyat. Bukan semata-mata mengerjakan tugas.

Urusan tanggung jawab, Ganjar banyak track recordnya. Pertama adalah saat Ganjar menyebut banjir dan rob yang terjadi di beberapa daerah di Jateng adalah kesalahannya. Salahe gubernur, kata dia. Itu pun nggak asal mengaku salah. Dia lantas gerilya dan berupaya memberikan solusi, bantuan.

Di sisi lain, banjir yang terjadi di daerah itu kan ya mestinya ditanyakan pertanggungjawabannya pada si kepala daerah. Apalagi di Jateng, daerahnya itu memilih sendiri siapa pimpinannya. Nggak seperti di Jakarta yang wali kotanya ditunjuk langsung oleh gubernurnya.

Sikapnya ini juga ditunjukkan dalam persoalan Wadas. Ganjar bukan seseorang yang tepat disalahkan dalam persoalan Wadas ini. Kenapa? Karena dia hanya pengampu wilayah.

Sementara yang punya hajat adalah pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR. BBWS penanggungjawabnya. Lalu ketika pecah suasana, BPN lah yang sedang berkepentingan. Mereka lebih pas ditunjuk hidungnya atas kejadian di Wadas.

Tapi Ganjar tidak lari, Ganjar tidak menutup mata. Dia tetap datang mesti dengan kondisi lengannya yang sakit. Itu dilakukan tidak hanya sekali. Dua kali. Bahkan yang kedua dia datang tanpa kawalan polisi. Ini gubernur lho, rek. Dan yang didatangi pun bukan warga Wadas yang setuju atas penambangan batu andesit.

Ganjar menemui mereka yang kontra. Mereka yang menolak keras penambangan. Mereka yang konon, membuat upaya-upaya persuasi Ganjar juga terganjal sejak awal diputuskan Desa Wadas sebagai sumber dari material pembangunan Bendungan Bener.

Semoga saja Ganjar Pranowo istiqomah dengan sikapnya ini. Seperti Gus Muwafiq katakan ketika sedang menafsirkan nama Ganjar. Semoga usai kesulitan yang begitu berat ini dilalui, ganjarannya pun setimpal. Lemah teles pak Ganjar..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun