Mohon tunggu...
Seliara
Seliara Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Dentist

Bahagia berkarya dan berbagi sebagai wujud rasa syukur

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Berdamai dengan Inner Child yang Terluka

5 Desember 2021   16:00 Diperbarui: 6 Desember 2021   05:46 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis surat untuk inner child | iStockphoto

Apakah Inner Child Itu?

Dilansir dari Psychology Today, inner child adalah sekumpulan peristiwa masa kecil -baik dan buruk- yang membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang ini.

Setiap orang memiliki inner child yang melekat erat dalam diri dan bertumbuh bersama individu itu hingga dewasa.

Inner child adalah sosok anak kecil yang tinggal di dalam diri kita. Sadar tidak sadar, semua orang pasti memiliki inner child-nya masing-masing. Secara psikologis, inner child diartikan sebagai sifat dan sikap kekanak-kanakan yang terus kita bawa tanpa sadar, sampai kita beranjak dewasa.

Inner child juga digambarkan sebagai sisi dari diri kita yang tidak bertumbuh. Sisi ini tetap menjadi anak-anak, dan memegang erat semua memori kita semasa kecil, baik dan buruk.

Melansir dari healthline.com, menurut Dr. Diana Raab, seorang penulis dan psikolog research, inner child dapat membantu kita memutar memori ke tahun-tahun yang lebih ringan dan tanpa beban, semua itu berhubungan dengan kegembiraan masa kanak-kanak. Hal itu bisa menjadi cara yang sangat baik untuk menghadapi masa-masa yang menantang di masa sekarang.

Namun sayangnya, tidak semua orang mengasosiasikan masa kecil dengan keceriaan dan kesenangan. Jika saat kecil kita mengalami pengabaian, trauma, atau rasa sakit emosional lainnya, inner child kita bisa terluka dan akan tampak kecil, rentan, serta membutuhkan perlindungan.

Mengapa Inner Child Bisa Terluka?

Ilustrasi inner child yang terluka | Foto via sehatq.com
Ilustrasi inner child yang terluka | Foto via sehatq.com

Inner child bisa terluka disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya :

  • Lingkungan keluarga yang kurang harmonis
  • Kehilangan orangtua atau anggota keluarga yang sangat dekat
  • Kekerasan fisik, emosional dan seksual
  • Pengabaian
  • Penyakit serius
  • Perundungan atau bullying yang didapatkan semasa masih anak-anak
  • Terdapat kekerasan dalam rumah tangga
  • Terpisah dari keluarga, dan lain-lain

Ciri-ciri Inner Child yang Terluka

Ilustrasi inner child yang terluka | Foto Piscora via lifestyle.bisnis.com
Ilustrasi inner child yang terluka | Foto Piscora via lifestyle.bisnis.com

Berikut adalah ciri-ciri dari inner child yang terluka:

1. Sulit memberikan batas dengan orang lain

Rata-rata, seseorang yang memiliki inner child yang terluka pasti akan kesulitan untuk memberikan batasan dengan orang lain. Mereka akan lebih memprioritaskan orang lain, sehingga terkadang mereka pun juga kesulitan untuk mengatakan tidak.

2. Tidak percaya diri

Ciri selanjutnya adalah, orang yang memiliki inner child terluka tidak memiliki kepercayaan diri. Mereka selalu meragukan potensi diri dan selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini akan menyebabkan mereka selalu mengkritisi diri sendiri tanpa henti.

3. Tidak mengenal diri sendiri

Karena terlalu sering memprioritaskan orang lain, kita pun menjadi kesulitan untuk mengenal identitas diri kita sendiri. Kesulitan dalam mengidentifikasi diri akan mempengaruhi masa depan kita juga.

4. Terlalu kompetitif

Bagi orang yang mempunyai inner child yang terluka, kegagalan ialah musuh terbesar mereka. Adalah hal yang salah bila mereka mengalami kegagalan. Ini karena bagi mereka selalu menjadi yang terbaik dan terdepan ialah misi hidup yang harus tergapai.

5. Sulit mengontrol emosi

Ciri-ciri lain dari inner child yang terluka adalah kesulitan untuk mengontrol emosinya. Karena sering mengalami hal yang buruk di masa kecilnya. Seorang individu dengan inner child yang terluka akan dengan mudah meluapkan emosinya.

6. Sering merasa bersalah

Rasa bersalah merupakan perasaan menyesal yang biasanya banyak dijumpai setelah melakukan kesalahan kepada orang lain.

Namun bagaimana jika sering merasa bersalah padahal sesungguhnya tidak salah? Ini bisa jadi pertanda ada masalah serius dengan inner child. Kemungkinan besar, sering membuat salah ketika masih kecil, namun karena solusi maupun penanganan yang buruk seperti sering dimarahi, justru membuat sulit sembuh dari luka itu.

Bagaimana Cara Berdamai dengan Inner Child yang Terluka?

Ilustrasi berdamai dengan inner child yang terluka | iStockphoto
Ilustrasi berdamai dengan inner child yang terluka | iStockphoto

Berikut adalah 8 tips berdamai dengan inner child yang terluka:

1. Melihat kembali masalah yang pernah dialami saat masih kecil

Kembali ke masa lalu dengan mengingat semua kenangan, tidaklah mudah untuk sebagian orang. Ada yang berhasil, ada juga yang tidak berhasil. Hal ini biasanya disebabkan karena luka yang dialami terlalu dalam.

Namun, untuk menyembuhkan inner child yang terluka, kita juga harus mengingat kembali apa yang sebenarnya membuat sosok kecil kita menjadi terluka dan tersakiti. Ingat dan mulai pahami perasaan kita saat kita kembali ke masa itu.

2. Menyayangi sisi anak-anak dalam diri kita

Ketika kita sudah mulai bisa mengetahui dan memahami masalah yang terjadi di masa kecil kita. Saatnya kita untuk memulai menyayangi sosok kecil tersebut. Katakanlah bahwa kita akan selalu berada di sampingnya dan tidak akan meninggalkannya.

Sosok kecil kita juga membutuhkan perhatian dari diri kita di masa sekarang. Maka dari itu, sangat penting untuk kita memberikannya ketenangan dan kehangatan yang dalam, untuk bisa memulihkan luka dalam dirinya.

3. Mencoba mendengarkan sosok kecil kita

Sosok kecil bisa terluka karena di masa lalu sering merasa terabaikan. Dengan demikian, untuk memulihkan rasa terabaikan tersebut kita juga harus mulai untuk mendengarkan sosok kecil kita. Dengarkan dan pahami apa yang menjadi keinginannya.

Dengan kita yang bersedia untuk mendengarkan sosok kecil kita yang terluka. Perlahan-lahan mereka pun akan bisa bertumbuh juga menjadi dewasa, dan memaafkan masa lalu yang menyakitkan.

4. Menulis sebuah surat

Raab merekomendasikan untuk menulis surat kepada inner child kita.

Kita dapat menulis tentang kenangan masa kecil dari sudut pandang orang dewasa, menawarkan wawasan atau penjelasan untuk keadaan menyedihkan yang tidak kita pahami saat itu.

Sebuah surat juga dapat memberi kita kesempatan untuk menawarkan pesan-pesan kepastian dan kenyamanan.

Beberapa pertanyaan juga dapat membantu menjaga dialog tetap berjalan:

  • "Bagaimana perasaanmu?"
  • "Bagaimana saya bisa mendukungmu?"
  • "Apa yang kamu butuhkan dariku?"

Duduk dengan pertanyaan-pertanyaan ini sering kali dapat mengarah pada jawaban, meskipun mungkin perlu beberapa saat sebelum inner child kita merasa aman dan tenteram.

5. Meditasi

Meditasi bisa menjadi metode yang bagus untuk membuka diri terhadap jawaban dari inner child yang terluka.

Meditasi meningkatkan kesadaran diri yang penuh perhatian, mengajari kita untuk lebih memperhatikan perasaan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Perhatian yang lebih besar di sekitar emosi kita membuatnya lebih mudah untuk diperhatikan ketika situasi tertentu memicu reaksi yang tidak membantu.

Meditasi juga membantu menjadi lebih nyaman dengan emosi yang tidak diinginkan.

Anak-anak sering mengalami kesulitan menyebutkan emosi yang tidak nyaman, terutama ketika mereka tidak didorong untuk mengekspresikan diri. Mereka mungkin menekan atau mengubur perasaan ini untuk menghindari hukuman atau mendapatkan pujian dari pengasuh karena "baik" atau mempertahankan kendali.

Emosi -baik positif atau negatif- dimaksudkan untuk dialami dan diungkapkan. Emosi yang tertekan biasanya muncul begitu saja, seringkali dengan cara yang tidak membantu, bahkan berbahaya.

Meditasi membantu kita berlatih mengakui dan duduk dengan perasaan apa pun yang muncul dalam hidup. Ketika kita terbiasa menerima emosi yang datang, kita akan lebih mudah mengekspresikannya dengan cara yang sehat. Ini membantu memvalidasi perasaan inner child kita dengan mengirimkan pesan bahwa tidak apa-apa untuk memiliki emosi dan membiarkannya keluar.

Kita juga dapat mencoba meditasi cinta kasih untuk mengirimkan perasaan cinta kepada inner child kita.

6. Kembalikan keceriaan masa kecil 

Masa dewasa adalah masa yang penuh tanggung jawab, tetapi relaksasi dan kesenangan adalah komponen penting dari kesehatan mental yang baik.

Kenanglah setiap kegembiraan dan hal positif yang terjadi di masa kecil. Namun jika di masa kecil tidak memiliki pengalaman positif, cobalah kembali berhubungan dengan sisi menyenangkan dan meluangkan waktu untuk bersenang-senang. Hal ini dapat membantu menyembuhkan rasa sakit karena kehilangan apa yang dibutuhkan sebagai seorang anak.

Penting juga untuk menikmati kebahagiaan kecil, seperti es krim setelah jalan-jalan, permainan dengan pasangan atau anak-anak, dan tertawa bersama teman.

Apa pun yang kita lakukan, meluangkan waktu secara teratur untuk kesenangan dan keceriaan dalam hidup dapat membantu mengobarkan kembali emosi positif masa muda.

7. Nikmati prosesnya

Penyembuhan tidak selalu memiliki akhir yang pasti, nikmati saja progress dan prosesnya. Kita telah memulai prosesnya dengan menjangkau inner child. 

Inner child kita mungkin memiliki lebih banyak hal untuk diungkapkan tentang tantangan dari masa lalu. Tetapi kita juga dapat belajar untuk menjadi lebih spontan dan menyenangkan serta mempertimbangkan apa yang ditawarkan kehidupan dengan rasa takjub yang lebih besar.

Tetap selaras dengan inner child kita dapat menyebabkan rasa diri yang lebih lengkap dan meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi. Perkuat koneksi yang telah kita buka dengan menegaskan niat untuk terus mendengarkan, menawarkan cinta dan kasih sayang, dan bekerja untuk menyembuhkan setiap luka yang masih terbuka.

8. Mencari bantuan ahli bila diperlukan

Pada kasus tertentu yang cukup berat, bantuan dari ahlinya mungkin diperlukan. Terapi dari psikolog bisa membantu supaya kita bisa berdamai dengan inner child yang terluka cukup dalam.

Penutup

Inner child adalah sosok kecil yang terus melekat dalam diri kita. Ketika kebutuhan akan cinta, pengakuan, pujian, dan jenis dukungan emosional lainnya tidak terpenuhi di masa kanak-kanak, trauma yang diakibatkannya dapat bertahan hingga kehidupan dewasa.

Tapi tidak ada kata terlambat untuk pulih. Dengan belajar memperhatikan inner child, kita dapat memenuhi kebutuhan ini, belajar mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat, meningkatkan rasa sayang dan cinta pada diri sendiri.

Mari lebih peduli untuk menyayangi sosok kecil ini. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi? Kalau tidak dimulai hari ini, kapan lagi?

Terima kasih sudah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.

Salam sehat sepenuh cinta :p

Jakarta, 6 Desember 2021

Seliara

Artikel ke-139

Referensi

satu, dua, tiga, empat

Note:

Untuk membaca artikel kesehatan mental lainnya, silakan klik link "Seliara kesehatan mental"

Terima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun