Kemarin saya dan asisten rumah tangga saya, baru saja divaksinasi Covid-19 dosis kedua. Semua anggota keluarga saya sudah divaksinasi Covid-19, sebagai salah satu ikhtiar untuk melindungi diri dari virus Covid-19.
Pada tulisan ini, saya ingin berbagi kisah tentang pengalaman keluarga saya dan teman anak bungsu saya, setelah mendapatkan keempat jenis vaksin Covid-19 yaitu Sinovac, AstraZeneca (AZ), Moderna dan Pfizer.
Suami, saya dan asisten rumah tangga, mendapatkan vaksin jenis Sinovac. Anak sulung saya mendapat vaksin AstraZeneca. Si bungsu yang sedang kuliah di Jepang mendapatkan vaksin Moderna. Sementara teman si bungsu, Hafi, yang sekarang kuliah di Hongkong University mendapatkan vaksin Pfizer. Awalnya Hafi diminta memilih antara vaksin Sinovac atau Pfizer, akhirnya dia memilih Pfizer.
Mengenal efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) vaksin Covid-19
Melansir klikdokter.com, sama seperti obat maupun vaksin lainnya, vaksin Covid-19 dapat memberi manfaat, tapi juga bisa menimbulkan berbagai efek samping. Sejauh ini, beberapa laporan menyebutkan bahwa ada beberapa efek samping vaksin Covid-19 yang dapat muncul, di antaranya:
- Demam ringan
- Nyeri atau kemerahan di lokasi penyuntikan vaksin
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi di sekitar area suntikan
- Mengantuk
- Lapar
Beberapa efek samping di atas merupakan efek samping ringan yang umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Munculnya efek samping tersebut sebenarnya menandakan bahwa tubuh penerima vaksin sedang membentuk kekebalan atau imunitas terhadap penyakit COVID-19.
Mengapa efek samping vaksin Covid-19 bisa berbeda pada tiap orang?
Dilansir dari ABC News, via kompas.com, seorang ahli virologi dari Griffifth University bernama Johnson Mak menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa efek samping vaksinasi (untuk jenis vaksin yang sama) tiap orang bisa berbeda.
Beberapa faktor itu diantaranya adalah genetik, seberapa sehat kondisi tubuh ketika mendapat vaksin, seberapa sensitif sistem imun, seberapa tinggi level stres, dan lain-lain.
Profesor Mak juga mengatakan bahwa vaksin yang sama akan memberi efek yang berbeda pada tiap orang karena kita semua berbeda. Jadi tak perlu khawatir apabila kita mengalami efek samping yang tidak sama dengan teman atau keluarga kita yang melakukan vaksinasi.
Lalu bagaimana bila setelah menerima vaksin, tapi tidak merasakan efek samping apa-apa? Apakah itu normal? Apakah vaksinasi yang dilakukan masih mampu memberikan perlindungan? Atau apakah itu pertanda vaksin tidak bekerja?
Melansir alodokter.com, menurut dokter Nadia Nurotul Fuadah, secara umum, potensi efek samping yang mungkin timbul usai pemberian vaksin Covid-19 yaitu berupa peradangan di sekitar area suntikan, pusing, nyeri kepala, tubuh terasa lelah, mengantuk berlebihan, nyeri otot dan sendi, mual muntah, demam, menggigil, diare, batuk pilek, dan sebagainya.Â
Namun tentu, tidak selalu efek samping ini akan dirasakan semua orang yang habis divaksin. Jika muncul, maka berat ringannya efek samping yang terasa pun bisa juga berbeda-beda, ada yang ringan dan ada juga yang berat.
Bila tidak merasakan efek samping apapun sehabis divaksin tidak lantas menandakan vaksin yang didapatkan tidak efektif. Bisa jadi, efek yang dirasakan sangat ringan, hingga terabaikan. Bisa jadi juga, memang daya tahan tubuh sedang bagus, sehingga tidak mudah merasa terganggu hanya karena habis divaksin.
Selama kita mendapatkan vaksin di fasilitas kesehatan terpercaya, tidak perlu khawatir berlebihan.
Mengapa setelah mendapat vaksin Covid-19 malah positif?
Mungkin ada diantara tetangga, teman atau kita sendiri mengalami, sudah menjalani vaksinasi Covid-19, beberapa hari kemudian hasil swab antigen reaktif atau tes swab PCR justru positif. Mengapa bisa demikian?
Melansir alodokter.com, menurut dokter Riza Marlina, dijelaskan bahwa bila ada orang yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 kemudian beberapa hari positif, maka kemungkinan sebelumnya sudah terpapar virus corona sebelum pemberian vaksin atau masih dalam masa inkubasi.
Selain itu kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19 tidak langsung terbentuk setelah divaksinasi. Kekebalan tubuh bisa terbentuk setidaknya 12 hari setelah pemberian vaksin pertama, kemudian hari ke 21 setelah pemberian vaksin dosis kedua.Â
Itulah mengapa walaupun sudah menjalani vaksinasi, tetap harus menjaga prokes.Â
Selain itu, dengan sudah menjalani vaksinasi Covid-19 secara lengkap, bukan berarti tubuh kita akan kebal 100% terhadap virus Covid-19. Tak ada satu vaksin pun yang bisa memberi 100% kekebalan terhadap virus Covid-19. Itulah mengapa sekali lagi harus tetap patuh prokes.Â
Hal ini dialami oleh saudara saya, saat melakukan vaksinasi bersama saya dosis pertama. Beberapa hari kemudian dia mengalami gejala yang semakin berat, setelah melakukan tes akhirnya positif dan dirawat di rumah sakit karena lumayan berat. Alhamdulillah sekarang sudah sehat. Ternyata sebelum vaksin, dia sudah tertular dari anaknya yang lebih dulu positif, tapi hanya dengan gejala ringan.
Perbedaan efek samping vaksin Covid-19 dengan gejala terpapar Covid-19
Apa bedanya efek samping atau KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) setelah vaksinasi dengan gejala terpapar virus Covid-19?
Efek samping vaksinasi dan gejala terpapar virus Covid-19 hampir sama. Apabila setelah menerima vaksin Covid-19 dan mengalami efek samping, lalu merasa bingung atau ragu-ragu, apakah hal itu merupakan KIPI vaksin atau gejala Covid-19.Â
Melansir klikdokter.com, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meringankan efek samping tersebut, yaitu:
- Mengonsumsi air putih lebih banyak dan makan teratur
- Memberikan kompres dingin di bagian yang sakit
- Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol, atau sesuai anjuran dokter
- Beristirahat yang cukup, yaitu dengan tidur sekitar 7–9 jam setiap malam
Walau jarang terjadi, pemberian vaksin, baik vaksin Covid-19 maupun vaksin lainnya, bisa menimbulkan efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi berat atau anafilaktik. Reaksi tersebut dapat menyebabkan keluhan sesak napas, lemas, hingga pingsan.
Bila terjadi reaksi yang dirasa berat setelah mendapatkan vaksin Covid-19, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan. Biasanya di kartu vaksin tertera nomer telepon yang bisa dihubungi bila terjadi hal-hal yang perlu mendapat perhatian.
Pengalaman kami setelah menerima vaksin Covid-19
Berikut ini adalah pengalaman yang dapat saya tulis setelah menerima vaksinasi Covid-19, yaitu vaksin Sinovac, AstraZeneca (AZ), Moderna dan Pfizer.
Vaksin Sinovac
Suami saya menjalani vaksin Sinovac pada awal 2021, jadwal diatur oleh kantor. Setelah pemberian vaksin pertama, saat itu saya tanya suami dan amati tidak ada masalah yang berarti. Tidak ada demam, pegal serta keluhan lainnya. Meski demikian saya tetap memantau kondisinya, sambil menyiapkan obat-obatan, vitamin dan makanan yang bergizi. Dosis pertama aman, demikian juga dengan pemberian dosis kedua, tidak ada masalah yang berarti.
Sementara saya dan asisten rumah tangga kami, pada 7 Juli 2021 mendapat vaksin Sinovac dosis pertama, dan dosis kedua pada 4 Agustus 2021. Saat itu cukup mendaftar melalui RT. Saya cukup mengirim foto KTP, sementara asisten rumah tangga yang KTP luar Jakarta, selain foto KTP juga perlu mendapat surat keterangan domisili dari RT.
Saat itu, setelah menerima vaksin pertama, saya mengantisipasi dengan menyiapkan obat demam, batuk pilek serta vitamin. Setelah ditunggu-tunggu, ternyata saya tidak mengalami keluhan apa-apa. Tidak ada demam, pegal, batuk pilek dan lainnya. Hal serupa juga dialami asisten rumah tangga saya, tidak mengalami keluhan apa-apa.
Meski demikian saya tetap menahan diri untuk tetap tinggal di rumah beberapa hari setelah vaksinasi. Saat itu juga sudah menyiapkan bahan makanan untuk beberapa hari, sehingga tak perlu keluar rumah untuk membeli makanan. Bila ada yang ingin dibeli, saya memilih membeli secara online.
Untuk vaksinasi dosis kedua kemarin pagi, sampai tulisan ini dibuat, saya dan asisten rumah tangga, tidak merasakan keluhan apa-apa. Bagian lengan yang disuntik hanya terasa sedikit pegal sesaat setelah disuntik, lalu berangsur menghilang. Semoga aman tidak ada keluhan apa-apa untuk hari-hari berikutnya.
Vaksin AstraZeneca (AZ)
Anak sulung kami menjalani vaksin AZ dosis pertama pada 14 Juni, vaksin kedua nanti pada 9 September 2021.
Sebelum mendaftar vaksin AZ, kami sudah membaca dan mencari tahu, apakah isi vaksin AZ, apakah KIPI-nya, efikasi dan lain-lain. Dengan demikian kami bisa mempersiapkan segala sesuatunya, misal bila akan timbul sesuatu atau muncul KIPI yang relatif lebih berat dibanding vaksin Sinovac.
Saat itu saya sudah menyiapkan termometer, obat demam, obat batuk pilek dan vitamin. Saya juga sudah menyiapkan makanan yang bergizi untuk dikonsumsi sebelum dan setelah vaksinasi.
Anak saya mendapat giliran vaksin sekitar jam 13.00 WIB. Malamnya aman, baik-baik saja. Keesokan harinya mulai demam, badan terasa pegal, pusing dan sedikit flu. Tidak ada mual dan muntah. Kondisi tidak nyaman itu berlangsung selama kurang lebih 2 hari.
Pada hari ketiga keluhan mulai berkurang dan akhirnya hilang sama sekali. Hanya pada lengan yang disuntik masih terasa sedikit pegal, dan akhirnya menghilang dalam hari-hari berikutnya.
Vaksin Moderna
Si bungsu mendapat vaksin Moderna, dosis pertama pada 26 Juni dan dosis kedua pada 24 Juli 2021. Pendaftaran vaksin melalui kampusnya dan mendapat pemberitahuan jadwal vaksinasi melalui email. Lokasi vaksinasi berada di Yodobashi, Sendai, Jepang.
Setelah menerima vaksin dosis pertama, malamnya si bungsu mulai merasa lemas dan badan pegal-pegal. Keesokan harinya demam. Untungnya saat itu dia masih mempunyai persediaan obat-obatan yang dibawa dari Indonesia. Setelah minum obat demam, banyak minum air putih dan beristirahat (cukup tidur), keluhannya mulai berkurang dan berangsur menghilang pada hari-hari berikutnya.
Demikian juga saat vaksinasi kedua, ada sedikit keluhan namun lebih ringan dibandingkan saat vaksinasi pertama. Â
Vaksin Pfizer
Teman anak bungsu saya, Khoirul Hafi, yang kuliah di Hongkong University, mendapat vaksin Pfizer dosis pertama pada 31 Mei dan dosis kedua pada 21 Juni 2021. Lokasi vaksinasi di daerah Sham Sui Po, di salah satu distrik di Hongkong. Dia memilih lokasi di sana karena relatif lebih sepi, meski tempatnya agak jauh, namun bisa ditempuh dengan naik MTR.
Saat pemberian vaksin dosis pertama, dia tidak merasakan efek samping apa-apa. Pada pemberian vaksin dosis kedua, dia merasakan capek dan ada memar di bekas suntikan. Namun semua keluhan itu berangsur menghilang dengan sendirinya pada hari berikutnya.
***
Demikian pengalaman yang bisa saya tulis setelah mendapatkan vaksinasi Sinovac, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer.Â
Vaksin Covid-19 memang tidak bisa 100% melindungi kita dari ganasnya virus Covid-19. Namun dalam pekatnya pandemi saat ini, kita harus meningkatkan imun kita melalui pola hidup sehat, taat prokes dan ikhtiar melalui vaksin Covid-19 untuk mengurangi gejala berat akibat paparan virus tersebut.
Dengan mengikuti vaksinasi, kita juga membantu melindungi orang-orang yang terhalang mendapatkan vaksin karena alasan kesehatan. Â Vaksinasi juga membantu agar pandemi ini bisa lebih terkendali dan tidak semakin melumpuhkan semua sendi kehidupan kita.
Teriring doa dan harapan semoga bumi pertiwi bisa segera sehat kembali.
Jakarta, 5 Agustus 2021
Seliara
Referensi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI