Quarter life crisis adalah periode saat seseorang berusia 18-30 tahun merasa tidak memiliki arah, khawatir, bingung, galau, akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Misal khawatir tentang relasi, asmara, karir dan kehidupan sosial.
Semua orang bisa mengalami periode ini dalam kehidupannya, tidak memandang status sosial, pendidikan dan lain-lainnya.
Hal ini dibuktikan dengan pengakuan seorang aktris cantik blasteran Indonesia-Jepang, Yuki Kato yang mengungkap bahwa dirinya pernah mengalami quarter life crisis, dalam akun YouTube Cinta Laura, PUELLA ID pada 23 Mei 2021.
Aktris cantik dengan karir bagus ini mengaku bahwa dirinya pernah merasa tak punya arah dan tujuan dalam hidupnya. Saat itu bahkan dia sempat membandingkan pencapaian dirinya dengan orang lain.Â
Dia melihat orang lain sudah pacaran lama, lalu menikah. Ada juga temannya si A yang tetap bekerja, sementara Yuki merasa ia hanya di rumah saja tak melakukan apa-apa, padahal pada saat itu sebenarnya dia juga sudah punya pekerjaan.
Pengisi suara tokoh Mulan dalam film produksi Disney dalam versi Indonesia ini merasa kondisi itu sangat menganggunya. Yuki semakin tidak percaya diri hingga menjadi toxic bagi dirinya sendiri.
Yuki juga mengaku bahwa kondisi itu sangat berpengaruh pada pekerjaan dan hubungan pertemanan, bahkan ia sempat berpikir bahwa dirinya bukanlah anak pertama yang baik, bukan kakak yang baik, bukan teman yang baik dan perasaan overthinking lainnya.
Selain mengalami quarter life crisis, Yuki juga mengalami existensial crisis, yaitu krisis yang terjadi dalam diri seseorang dimana dia mempertanyakan makna dan tujuan keberadaannya di dunia.
Penyebab Quarter Life Crisis
Sebenarnya apakah penyebab quarter life crisis itu? Melansir dari alodokter.com, ada beberapa kondisi yang sering memicu terjadinya quarter life crisis, diantaranya:
- Masalah pendidikan, pekerjaan atau finansial
- Sedang merencanakan karier dan masa depan
- Pertama kalinya menjalani hidup mandiri
- Pertama kali menjalani hubungan romantis yang serius
- Putus cinta setelah menjalani hubungan yang serius sekian lama
- Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu
- Ketika membuat keputusan pribadi atau profesional yang akan bertahan dalam jangka waktu yang lama
Tanda-tanda Quarter Life Crisis
Ada beberapa tanda seseorang sedang mengalami quarter life crisis:
- Sering merasa bingung tentang masa depannya
- Merasa terjebak dalam situasi yang tidak disukai
- Sulit membuat keputusan ketika menghadapi beberapa pilihan
- Kurang motivasi dalam aktivitas sehari-hari
- Sulit menentukan apakah harus menjalani hidup sesuai dengan keinginan diri sendiri, tuntutan keluarga, masyarakat
- Khawatir tertinggal dalam ketidakpastian hidup seorang diri
- Merasa iri dengan teman sebaya yang sudah sukses
Cara Menghadapi Quarter Life Crisis
Melansir dari themuse.com, quarter life of crisis sebenarnya bukanlah hal baru, adalah sangat wajar bila seseorang mengalaminya.Â
Namun, ini juga tidak boleh dianggap remeh, karena bila tidak dihadapi dengan bijak, quarter life crisis bisa berubah menjadi depresi. Untuk menghadapi quarter life crisis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain, fokus pada diri sendiri
Namun, juga perlu ditanamkan dalam pikiran bahwa jawabannya mungkin tidak akan langsung ada. Fokus saja dengan bagaimana kita bisa melewati satu hari dengan sebaik-baiknya.Â
Yakinlah bahwa perlahan-lahan kita akan mengetahui keinginan dan tujuan hidup, bahkan mungkin tanpa disadari, seiring dengan berjalannya waktu.
Baca artikel tentang kerugian membandingkan diri dengan orang lain di sini.
 2. Lakukan dan temukan hal-hal yang bermanfaat dan menyenangkan
Kebingungan yang terakhir ini pernah diungkapkan anak saya. Saat itu saya hanya mengatakan cobalah mencari hal-hal yang disukai dalam kuliahnya, misalnya memilih internlab di laboratorium yang sesuai dengan minatnya.Â
Saat itu saya juga mengatakan jangan hanya kuliah saja, lakukan hal-hal yang menyenangkan misalnya jalan-jalan, ikut klub olahraga di kampus, menekuni hobi (misal fotografi) atau videografi, menulis blog tentang pengalaman dia selama kuliah, mengajar dengan menjadi volunteer, arubaito (bekerja paruh waktu) dan lain-lain.
Saat itu anak saya sempat tertawa ngakak, dia bilang biasanya orangtua melarang anaknya menjadi youtuber, tapi ini ibunya malah tidak keberatan. Saya bilang buat konten yang bermanfaat dan menginspirasi, niatkan untuk berbagi, tentu dengan tetap memperhatikan kuliahnya.Â
Pendek kata, banyak hal bermanfaat dan menyenangkan untuk dilakukan di usia remaja. Akhirnya anak saya ikut internlab di laboratorim yang dia minati, menjadi volunteer (mengajar online) dan arubaito (menjadi pekerja paruh waktu dengan bergabung di ubereats).
 Memikirkan masa depan itu penting, tapi jangan sampai overthinking. Lakukan perlahan yang bisa dilakukan, step by step. Lakukan terbaik yang bisa dilakukan, semampunya.
3. Carilah lingkungan yang positif dan supportif
Carilah orang-orang yang memiliki kesamaan minat, yang bisa menginspirasi dan membuat kita menjadi lebih baik. Dengan begitu, kita tidak akan merasa sendiri dalam menjalani hidup.
Gehlert mengatakan bahwa wanita lebih beruntung dalam menghadapi segala jenis krisis, karena mereka cenderung lebih sering mencari dukungan dibanding pria, wanita cenderung bisa bercerita dan berbagi dengan teman-temannya.Â
"Hal terbaik dan pertama yang harus Anda lakukan jika Anda merasa buntu dan tidak bahagia adalah mulai berbicara dengan teman Anda," katanya.
Tapi bila belum menemukan teman atau lingkungan yang positif dan supportif, Â bisa juga mulai menanamkan kata-kata positif kepada diri sendiri. Seperti yang dilakukan Yuki Kato, tiap bangun pagi dia mengatakan, "Kamu mantap, mantap!"Â
Telinga akan mendengar kata-kata itu dan otak akan meresponnya. Kata-kata positif akan menjadi energi positif dan berdampak positif pula.
Jangan lupa bahwa kita juga masih mempunyai keluarga dan orang-orang tercinta yang akan mendengarkan dan mensupport saat kita menghadapi the quarter life crisis.Â
4. Belajar mencintai diri sendiri
Ketika sedang terjebak dalam quarter life crisis, kita mungkin akan lupa pada kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan dalam hidup, kita perlu mengenal, menghargai dan mencintai diri sendiri terlebih dahulu.
***
Demikianlah 4 hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi quarter life crisis. Melansir dari themuse.com, Trunk mengatakan bahwa quarter life crisis adalah proses yang normal dalam kehidupan dan hanya berlangsung sementara.Â
Ini adalah 'krisis keharusan' untuk beralih dari seorang anak yang diberi tahu apa yang harus dilakukan dan melakukannya serta mendapat hadiah, menjadi orang dewasa yang harus memikirkan segalanya untuk diri mereka sendiri. Jadi kecemasan itulah yang seharusnya dilakukan untuk tumbuh, Â karena itulah cara diri kita mengetahui siapa kita yang sebenarnya.Â
Semua orang bisa mengalami quarter life crisis, , karena sesungguhnya masalah dalam hidup adalah hal yang sangat wajar. Fase ini membutuhkan ketahanan fisik dan mental yang kuat supaya tidak  berlanjut menjadi depresi.
Selain memperhatikan kebutuhan jiwa, jangan lupa juga untuk merawat diri, berolahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi untuk kesehatan tubuh. Apabila masih mengalami kesulitan dalam menghadapi quarter life crisis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
 Semoga bermanfaat
Jakarta, 30 Mei 2021
Seliara
Referensi