Namun, ini juga tidak boleh dianggap remeh, karena bila tidak dihadapi dengan bijak, quarter life crisis bisa berubah menjadi depresi. Untuk menghadapi quarter life crisis, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Berhenti membandingkan diri dengan orang lain, fokus pada diri sendiri
Namun, juga perlu ditanamkan dalam pikiran bahwa jawabannya mungkin tidak akan langsung ada. Fokus saja dengan bagaimana kita bisa melewati satu hari dengan sebaik-baiknya.Â
Yakinlah bahwa perlahan-lahan kita akan mengetahui keinginan dan tujuan hidup, bahkan mungkin tanpa disadari, seiring dengan berjalannya waktu.
Baca artikel tentang kerugian membandingkan diri dengan orang lain di sini.
 2. Lakukan dan temukan hal-hal yang bermanfaat dan menyenangkan
Kebingungan yang terakhir ini pernah diungkapkan anak saya. Saat itu saya hanya mengatakan cobalah mencari hal-hal yang disukai dalam kuliahnya, misalnya memilih internlab di laboratorium yang sesuai dengan minatnya.Â
Saat itu saya juga mengatakan jangan hanya kuliah saja, lakukan hal-hal yang menyenangkan misalnya jalan-jalan, ikut klub olahraga di kampus, menekuni hobi (misal fotografi) atau videografi, menulis blog tentang pengalaman dia selama kuliah, mengajar dengan menjadi volunteer, arubaito (bekerja paruh waktu) dan lain-lain.
Saat itu anak saya sempat tertawa ngakak, dia bilang biasanya orangtua melarang anaknya menjadi youtuber, tapi ini ibunya malah tidak keberatan. Saya bilang buat konten yang bermanfaat dan menginspirasi, niatkan untuk berbagi, tentu dengan tetap memperhatikan kuliahnya.Â