Orang-orang itu tertawa, pertunjukan yang mereka saksikan membawa angin-angin hiburan yang menyejukkan. Beberapa dari mereka bahkan meminta si Badan Besar memasukkan lebih banyak cacing, sedangkan beberapa yang lain tertawa saat melihat Nawan memuntahkan isi perutnya.
Malam ini, mereka semakin menggila. Mereka memulai malam-malam berdarah itu dan menyambutnya dengan tawa riang---yang menjadi ruang kematian bagi Nawan
Maka sekali saja kematian itu datangÂ
Seribu kali kehidupan akan tumbuh dari gumpalan darahnya
Alat-alat pesta mereka sudah siap, masing-masing membawa cangkir untuk menadah darah Nawan. Ouh, mereka membuat pertunjukan sains, menayangkan tubuh yang kejang terkena alat kejut. Dan lagi, mereka membawa alat istimewa itu.. Yang sudah berlumur kehidupan dari gumpalan teman-temannya.. Ya, teman-temannya.. Juga..
Tidak ada teriakan dalam darahku yang menyentuh tanah
Justru, aku melihat darah-darah merekalah yang meraung, meminta mati pada yang menghidupinya
Juga darah yang sama yang meminta agar yang dihidupinya dibinasakan
Aku.. Bersorak.. Melihat mereka yang menggelap dari lubang-lubang tambang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H