"Belum sih" jawabku pendek.
"Lha kalau belum dihubungi, koq bisa menyimpulkan" kata istriku.
"Alaaaah, Paling jawabannya sama" kataku membela diri.
"Coba duu ya Pah. Paling tidak dari ngobrol bisa tukar pikiran untuk ide yang lebih baik" saran istriku mengakhiri obrolan Kami.
Memang setelah itu, Aku mencoba hubungi mantan atasan, teman kantor dan beberapa relasi. Aku tidak tahu apakah terpengaruh oleh mindsetku atau mungkin memang situasi sedang sulit, sehingga cerita yang Aku dengar juga tidak jauh berbeda.Â
Tetapi  Aku sudah punya semangat untuk terus menghubungi teman-teman, mulai dari sekedar bertanya khabar, cerita tentang keluarga, pengalaman bekerja dan peluang-peluang yang bisa kuambil.
Dari beberapa orang yang Aku hubungi, memang ada yang sudah move on dan menawarkan beberapa pekerjaan diantaranya:
Distributor/ Direct selling tisu. Mantan atasan Aku punya network dengan pabrik tisu, dan menawarkan bisnis tisu. Beliau siap mensuplay harga pabrik, tetapi skema bisnisnya beli putus. Keuntungan bisa 10% - 25%.
Bisnis waralaba Kebab. Seorang mantan Debitur yang sukses dengan bisnis Kebab. Menawarkan waralaba kebab yang biasa mangkal di depan Minimarket. Aku tinggal menyediakan 70% biaya waralaba dan mencari lokasi minimarket. Keuntungan bisa 10%- 20%.
Sales Asuransi. Aku memiliki seorang teman SMA yang sukses sebagai Sales Asuransi, mengajak bergabung sebagai Sales.
Meskipun ada tiga pilihan, namun Aku merasa kesulitan untuk menentukan opsi mana yang harus diambil. Disisi lain, Aku juga khawatir bila ketiga opsi tersebut tidak mendapat dukungan dari keluarga.Â