Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berdemo dan Sekolah Kehidupan

14 Oktober 2020   07:10 Diperbarui: 14 Oktober 2020   07:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku sedang kuliah kehidupan. Aku merasakan perbedaan antara yang Kami pelajari dengan kenyataan yang Kami hadapi," Kata Putriku menjelaskan dengan meyakinkan.

"Kuliah Kehidupan? Apa bedanya dengan Kuliah di kampus?" tanyaku penasaran.

"Yaa bedalah Ayah. Kalau di kampus kami mendapatkan konsep dan teori yang berbasis pengalaman yang sudah terjadi, sedangkan kalau Kuliah kehidupan, kami langsung mendapatkan pengalaman yang sedang dan akan terjadi," katanya menjelaskan dengan semangat.

"Kok Ayah enggak ngerti" tanyaku berlagak bloon.

"Gini Ayah. Kalau kuliah di kampus belajar dulu baru ujian, sedangkan kalau Kuliah di kehidupan, diuji dulu baru dapat pelajaran," jawanya dengan cermat.

Situasi saat ini terbalik. Kalau di awal Aku mendukung Putriku untuk melakukan demonstrasi agar Ia mendapatkan hikmah sekolah di kehidupan. Saat ini aku justru mengingatkan, kalaupun ia ikutan berdemo, tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan, sehingga terhindar dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Hari ini Ia pamit kepadaku untuk kembali ke lapangan dan akan berjuang dalam rangka membatalkan salah satu Peraturan yang sangat meresahkan Generasi Mereka di tahun-tahun mendatang. Ia bercerita dengan detail tentang skenario yang akan Mereka lakukan untuk dapat bertemu dengan Target dan mengantisipasi penyusupan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Kami Tidak akan pulang Kalau tuntutan Kami belum dikabulkan," Kata putriku

"Wuaduuuuuuuhhhhhh!"

WFH, 14-10-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun