Mohon tunggu...
selamat martua
selamat martua Mohon Tunggu... Penulis - Marketer dan Penulis

Hobby: Menulis, membaca dan diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berdemo dan Sekolah Kehidupan

14 Oktober 2020   07:10 Diperbarui: 14 Oktober 2020   07:22 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pengen ngasih surprise, eeeh malah kelupaan," sahutnya.

Mulai saat itu, secara diam-diam Aku pantau kegiatannya. Aku tetap mengingatkan untuk menyelesaikan kuliahnya sebagai prioritas. Ada perubahan yang signifikan dalam dirinya setelah Ia menjabat sebagai CeO di Organiasi tersebut. Ia lebih proaktif menelepon diriku untuk diskusi tentang mimpi-mimpinya dan implementasi dari program yang sudah Ia canangkan.

Terkadang kalau sudah lelah, Ia akan curhat sampe pagi, tentang kerepotannya mengelola antara waktu di Organisasi, tugas kelompok di Kampus dan juga organisasi di dalam Kampus. Kalau sudah seperti ini, Aku biasanya hanya mendengar, menanyakan apa yang Ia inginkan dan mendiskusikan jalan terbaik menurut dirinya. Yah semacam Coaching lah.

Satu waktu tiba-tiba ia datang menemuiku di Kantor. Tanpa ada telepon maupun chat, Ia sudah menunggu di ruanganku dan terlihat sedikit gelisah Ia memutar-mutar Smartphonenya. Aku sengaja lewat pintu belakang, sehingga kedatanganku tidak Ia sadari. Aku menyapanya dan sambil terkejut, Ia mencoba menenangkan diri untuk mengutarakan niatnya.

Ternyata Lusa Ia harus terbang ke India, untuk memenuhi undangan sebagai pembicara dalam Konferensi Organisasi se-Asia Pasifik. Ia punya program memperkenalkan keberagaman Budaya Indonesia dan menawarkan Indonesia sebagai Tuan rumah pertukaran Mahasiswa. 

Mendengar hal ini tentu Aku jadi panik dibuatnya. Apakah sudah mengurus Visa, dan seperti apa persiapan yang sudah Ia lakukan. Ia mengatakan segala sesuatu yang diperlukan selama disana sudah Ia siapkan, termasuk akomodasi dan tim yang akan Ia temui. Ia hanya minta doa restu dan Rupee sebagai bekal selama di India.

Sesaat setelah pulang dari India, Aku masih penasaran tentang kegiatannya di Organisasi tersebut. Apakah hanya sekedar organisasi kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa atau seperti Badan Eksekutif mahasiswa. Ia menjelaskan secara lugas, bahwa organisasi Mereka seperti Perusahaan umumnya, yang memiliki produk dan sudah kerjasama sponsorship dengan beberapa perusahaan besar di Indonesia.

Sebagai CeO, Ia ditargetkan untuk mendapatkan Revenue dan juga memikirkan agar organisasi itu bisa tumbuh dan berkembang. Aku berfikir, bahwa organisasi mereka tidak bersentuhan dengan organisasi Kemahasiswaan di dalam Kampus. Ternyata dugaanku meleset, karena hubungan organisasi mereka dengan organisasi Kampus saling bersinergi untuk mempersiapkan mahasiswa yang siap menghadapi situasi saat ini dan mendatang.

Satu ketika, tiba-tiba Putriku mengabarkan Ia dan teman-teman sedang berada di Jakarta dan bergabung dengan mahasiswa se Pulau jawa. Karena Aku terbiasa mendapat proposal tentang penambahan Budget untuk ikut konferensi, maka Aku pikir Mereka sedang melakukan konferensi dan pulangnya akan mampir ke rumah sebelum kembali ke Kampusnya.

"Gimana konferensinya sayang, sukses?" tanyaku ke Putriku keesokan harinya.

"Kami enggak Konferensi Ayah!" Jawabnya sambil bersandar di kursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun