"Gimana Bandara Ahmad Yani yang baru bagus yaaa?"tanya beliau.
"Iya bagus dan lebih bersih. Pokoknya nyaman. Senyaman mobil Pak Sumilan" Jawabku membelok percakapan.
"Kamu Naksir?"Balik pak Sumilan bertanya.
"Wuaaah, Saya belon punya uang sebanyak itu"Jawabku polos.
"Kalo kamu mau ya udah Saya kasih murah. Yang penting Kamu pelihara seperti Aku memelihara mobil itu" Kata Pak Sumilan.
"Sebenarnya apa sih tujuan Pak Sumilan Jual mobil ini?" tanyaku lebih lanjut.
"Aku sudah nyaman dengan mobil ini dan aku ingin berbagi kenyamanan dengan orang lain. Aku ingin pembeli mobil ini menyayangi seperti Aku memperlakukan mobil ini. Aku tidak mengijinkan mobil ini minum bahan bakar bersubsidi dan menggunakan spare part harus yang Orisinil" Pak sumilan menjelaskan syaratnya secara rinci.
"Terus kenapa ga' Pak Sumilan jual ke Anak Muda itu?. Khan Dia juga mengimpikan mobil Bapak?" tanyaku lebih dalam.
"Mungkin Dia mendapatkan mobil impian dariku, tapi setelah itu dia cincang ini mobil hingga berubah dari aslinya. Nah kalo itu Aku keberatan. Aku bisa merasakan betapa tidak nyamannya mobil ini ketika dikupas, dikerok dan dikuliti hingga memiliki wajah yang tidak kukenali" Pak Sumilan memberi alasan.
"Tapi khan mobil udah dibeli. Bukannya terserah si pemilik baru mobil mau diapain?" tanyaku semakin tajam.
"Makanya aku merasa ga sebanding. Dia mendapatkan mobil impian dan aku kehilangan mobil impian. Mending ga' usah!" katanya sambil membawa oleh-oleh itu ke dalam rumah.
Hmmmm, Andaikan Aku punya uang.