Mohon tunggu...
Sejo Qulhu
Sejo Qulhu Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writter Travel Vloger

Saya santri kampung, tapi bukan santri kampungan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harap

8 Februari 2021   23:36 Diperbarui: 9 Februari 2021   00:06 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Kan Abi sudah bilang, Bila sayang..., kalau ulang tahun dirayain terus pake tiup lilin itu budaya orang barat. Kalau kita melaksanakannya sama saja kaya mereka, kafir!" ucap Khalid tangannya mengelus elus punggung Bila.

            "Tapi kan, Bi..." Salsabila menolak dan mendorong tangan ayahnya. Salsabila kembali ke pembaringannya dan mengunci pintu kamarnya. Ia menutup wajahnya dengan bantal sambil sesenggukan. Kedua orangtuanya kembali dibingungkan oleh tingkah anaknya.

            "Apa salahnya, Bi, kita turuti keinginan Bila sekali saja. Kalau begini terus kasihan dia," bujuk Dahlia.

            "Sekarang Umi lagi... malah ikut-ikutan kaya Bila. Pokoknya gak boleh ulang tahun dirayain, haram itu, Mi titik," tegas Khalid. Khalid mengecup jidat dan pipi istrinya dengan sedap. Lalu tangan Khalid memegang tangan kanan istrinya, ia menuntunnya hingga menuju kamar.

***

Setelah salat Subuh, Dahlia membereskan barang-barang untuk dibawa ke pantai Carita di Banten Selatan. Terdengar suara mobil bus menderu di depan rumahnya.

            "Bila... bangun, Nak. Siap-siap, ayo kita liburan busnya sudah datang," bujuk Dahlia sembari menepuk punggung Salsabila.

Ting nong. Bel rumah berbunyi. Dibuka pintu oleh Nani, juga semua karyawan Khalid membuntutinya dari belakang. Mereka menyodorkan kue bolu Chocolate Cake bertuliskan PT Omnibus Syariah. Angin terus meniup lalu menggoda agar api lilin itu padam, tetapi masih saja tetap menyala. Sorot mata Khalid tajam melihat api kecil di atas kue. Dalam benaknya api kecil itu akan menjadi kobaran api di neraka jika ia meniupnya. Ia gelagapan, matanya terbelalak melihat api itu.

            "Semoga Pak Khalid bisa membawa PT Omnibus Syariah bisa bersaing dikancah internasional. Aamiin," ucap Nani sekretaris perusahannya. Tangannya menyodorkan kue ke hadapan Khalid. Khalid mendorong kue itu.

            "Aduh, jangan berlebihan. Jangan repot-repot. Saya tidak suka dirayakan seperti ini. Cukup kita berdoa saja. Silakan kuenya dimakan, ya," gerutu Khalid sambil mengernyitkan dahinya.

Semua karyawan Khalid terdiam seketika. Mereka saling pandang satu sama lain dan terlihat kikuk. Lalu Nani menyodorkan kembali kuenya, diiringi oleh teriakan karyawan Khalid "Tiup lilinya... Tiup lilinya" Khalid tak enak hati lalu meniupnya tergesa-gesa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun