Ketika tiba di keramaian acara perayaan walikota baru. Amin hanya mendapatkan 80% dari daganganya. Seharusnya Amin menerima sebesar Rp, 2.000.000, tapi Pak Lukman hanya memberi  Rp, 1.800.000 dengan alasan bagi-bagi dikit. Amin tak bisa berbuat apa-apa, batinya perih. Kenyataanya tak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya.
Setibanya di Kontrakan, amin segera merapihkan barang bawaanyatak sabar ingin pulang ke rumah mertua. Namun sial datang menghampirinya.Â
Pak Lukman dan jawara berserta polisi. Menggerebek amin dan di mintai keterangannya. Karena yang makan eskrim cincaunya semua kena diaredilarikan ke rumah sakit. Sehingga Amin harus membiayai biaya rumah sakit itu. Tapi, tiba-tiba Pak polisi kaget mencoba menghafal dam mengingat-ingat wajah Amin
Sepertinya kita bernah bertemu deh, di mana? Kamu itu yang bawa cincau kemaren kan? Yang ditaruh di depan? Saya gak percaya orang jujur seperti kamu tega melakukan perbuatan jahat.
Sardi di ciduk dan ditangkap oleh aparat, ketika berjualan di depan Masjid Assauroh. Polisi itu melihat Sardi dalam CCTV sedang memasukan obat mencret ke dalam es krim cincau Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H