Mohon tunggu...
Sejo Qulhu
Sejo Qulhu Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writter Travel Vloger

Saya santri kampung, tapi bukan santri kampungan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mang Amin

13 Oktober 2020   22:38 Diperbarui: 13 Oktober 2020   23:40 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Es Cincaunya enak sekali, beda sama yang sebelah mah. Ga enak. Pesan dua lagi ya Mang, buat anak saya, ucap pembeli.
Amin semakin saja bahagia dengan usahanya, banyak yang memuji. Itu pertanda potensi. Terlihat orang berperawakan besar dan kekar menghampiri Amin. Rambutnya cepak memakai kacamata hitam dan berbaju hitam membuka percakapan.

"Minta dong satu, eh besok pagi saya pesan dua gerobak dagangan, ya. Untuk perayaan kemenangan walikota baru di kota ini. Nih alamatnya. Untuk uang saya bayar setengahnya saja dulu. Sisanya di sana ya! Pinta jawara Edi ngotot.

"Wah, maaf Pak. Cincaunya habis. Baik Pak, besok saya akan antar secepatnya""

Amin kegirangan dan bergegas untuk segera membeli bahan-bahan. Terbayang dipikirannya pasti istri dan anaknya bahagia bisa makan enak. 

Dan bisa membayar ketika lahiran anak kedua amin. Istri dan anaknya tinggal di rumah mertua Amin. Setiap seminggu sekali Amin harus mengirim uang lewat Alfamart. Itupun jika ada. Amin pulang ke rumah, 2 bulan sekali. Itujuga kalau bekalnya cukup. Amin pulang menuju kontrakannya.

Ketika di perjalanan, terlihat pedagang yang menyerupai dagangannya amin sedang kesal, muram wajahnya, sepertinya dagangannya tidak laku. Amin merasa iba dan berempati.

"Heh, semenjak Lu dagang di sini usaha gue gak laku, bentak Sardi sembari mendorong gerobak Amin.

Amin hanya bisa terdiam dan mengharapkan ampunan. Untuk keesokan harinya Amin gak akan mangkal di tempat yang sama, satu wilayah dengan Sardi. Ternyata, Sardi memata-matai Amin dari belakang. Langkah kakinya ia ikuti pelan, Sardi ingin mengetahui kontrakan Amin.

"Kang, Biaya untuk lahiran anak kita ada, kan? Neng, udah mules Kang. Buat jaga-jaga aja kang, kalau ngandelin BPJS lama prosesnya. Neng ingin anak kita gak keguguran lagi" Pintanya lewat SMS.

"Iya, Neng. Nanti Aa besok pulang, bawa uang banyak ya saying jawabnya romantis. Amin terharu mendapatkan kabar dari istrinya. Amin akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan anak dan istri.

Amin menjinjing dua ember es pesanan Pak Lukman. Wajahnya ceria, bahagia dan berharap mendapatkan hasil yang ia dapatkan. Sebelum berangkat, Ia mampir terlebih dahulu ke Masjid Assauroh, untuk sholat Dhuha. Amin sholatnya bersebelahan dengan polisi.  Ketika di depan masjid, ada Sardi tatapannya sinis melihatnya membawa pesanan begitu banyak. Amin hanya menyapa sopan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun