Mohon tunggu...
Sejo Qulhu
Sejo Qulhu Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writter Travel Vloger

Saya santri kampung, tapi bukan santri kampungan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mang Amin

13 Oktober 2020   22:38 Diperbarui: 13 Oktober 2020   23:40 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika tiba di keramaian acara perayaan walikota baru. Amin hanya mendapatkan 80% dari daganganya. Seharusnya Amin menerima sebesar Rp, 2.000.000, tapi Pak Lukman hanya memberi  Rp, 1.800.000 dengan alasan bagi-bagi dikit. Amin tak bisa berbuat apa-apa, batinya perih. Kenyataanya tak sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya.

Setibanya di Kontrakan, amin segera merapihkan barang bawaanyatak sabar ingin pulang ke rumah mertua. Namun sial datang menghampirinya. 

Pak Lukman dan jawara berserta polisi. Menggerebek amin dan di mintai keterangannya. Karena yang makan eskrim cincaunya semua kena diaredilarikan ke rumah sakit. Sehingga Amin harus membiayai biaya rumah sakit itu. Tapi, tiba-tiba Pak polisi kaget mencoba menghafal dam mengingat-ingat wajah Amin

Sepertinya kita bernah bertemu deh, di mana? Kamu itu yang bawa cincau kemaren kan? Yang ditaruh di depan? Saya gak percaya orang jujur seperti kamu tega melakukan perbuatan jahat.

Sardi di ciduk dan ditangkap oleh aparat, ketika berjualan di depan Masjid Assauroh. Polisi itu melihat Sardi dalam CCTV sedang memasukan obat mencret ke dalam es krim cincau Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun