Mohon tunggu...
Wahid Satunggal
Wahid Satunggal Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Orang yang selalu berdamai dengan mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Terlupakan!

5 Maret 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya bu, mang ada apa bu ?”

“Nggak dulu tante pernah jadi orang sana terus. . . . . ”

“Ibu pindah kesini ??” Aku mencoba melengkapi jawabannya. Namun Ibu itu ternyata diam, tak bergeming sama sekali. Terus dihisapnya sebatangan yang tinggal beberapa hisapan lagi. Selang beberapa detik, teh dan kopi datang diatas satu nampan. Hampir saja Abang-abang itu salah menaruh antara kopi dan teh.

“Dulu Dek, tante pernah jadi orang sana ! tapi diusir, akhirnya tante kabur kesini”

“Emang diusir sama siapa bu ?”

“Sama keluarga tante sendiri, jangan panggil Bu akh !! nggak enak didengarnya.”

“Baik bu, eh !! ma’af Tante”
Ibu itu menyeruput kopinya yang masih panas, terlihat asap tipis menari diatas gelas.

“Beginilah hidup Dek, niat baik tidak selamanya dibalas dengan kebaikan pula. Buktinya Tante dituduh selingkuh !! mentang-mentang dulu anak pelacur !! Haarghh . . . manusia . . . manusia” Sambil meletakan gelas disebelah, terlihat matanya sedikit berkaca.

“Terus gimana suami Tante ?? Apa langsung percaya sama tuduhan orang-orang ?”

“Orang kan kalau sudah benci, segala cara dilakukan, yang salah jadi benar, yang benar jadi salah. Dengan berbagai fitnah akhirnya dia percaya dan langsung menceraikan saya, bahkan mengusir saya dari kampung itu.”  Tiba-tiba Ibu itu begitu mudah melontarkan kata-kata, seperti mendongengkan anaknya sebelum tidur.

“Kenapa Ibu tidak lapor polisi atau lurah??”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun