Pak Ruli merogoh kantong bajunya. Ada selembar uang lima puluh ribu. Itu pemberian dari teman satu sekolah dulu.
Akhirnya Pak Ruli memberi uang yang diambil dari sakunya.
"Yah sudah pergilah, ingat ini bukan cicilan kintrakan ya, ini bunga sari utangmu," serunya sembari mengisap rokonya.
"Yah, apes lagi," ucapnya lirih sambil melangkah gontai.
Istri Pak Ruli sedih melihat suaminya murung. Pak Ruli menceritakan kisahhya bertemu yang punya rumah.
Disisi lain.
"Kasihan sekali anak Bang Ruli itu, kebetulan hasil uang memulungku kumayan banyak aku akan menemui Bapak si Ruli.
"Bang, aku dengar anakmu mau natal tetapi tidak punya uang untuk membelinya. Aku ikhlas kok memberi pakailah membeli sepatu Natal anakmu," ucapnya. Diapun minta izin pulang.
Sesampai di rumah wajahnya tampak ceria.
"Pak, kok senyum-senyum gitu ada apa? tanya istrinya heran.
Pak Ruli mencertika pertemuannya dengan krisman.