Jangan  Banyak Berharap
Menggapai Harapan-71
@Cerpen
Amir tidak menyangka sejauh itu tempat tinggal Sita.
Lebih kurang dua jam perjalanan mereka akhirnya mereka sampai di rumah Sita.
Mobil di parkir di halaman depan rumah Sita. Amir gegas membuka pintu.
Sita keluar dari mobil dia ragu mengajak Amir masuk ke dalam rumah.
"Aduh, gimana ini ajak masuk tidak ya?
Tetiba Ibu Sita membuka puntu.
"Ayo, Nak ajak temannya masuk," ucap Ibu membuyarkan lamunannya.
"Eh, ya, Bu,"ucapnya gugup.
"Ayo, Pak silakan masuk."
Amir ikut melangkah ke dalam rumah.
"Maaf Pak, kadaan rumah kami begini."
Amir masuk sembari menyapu seluruhruangan dengan netranya.
"Ternya kehidupan Sita sangat prihatin," batin Amir
Usai dipersilakan duduk Amir merebahkan bobotnya di salah satu kursi kusam.
"Maaf Pak, kalau kurang nyaman," ucap Ibu Sita.
"Tidak apa-apa Bu," balasnya kaget.
Beberapa menit kemudian Sita telah kembali dengan nampan yang berisi tiga gelas air minum.
"Ayo, Nak silakan diminum," ucap Ibu Sita ramah.
Sita hanya mendengar perbincangan Amir dengan kedua orang tuanya.
Amir tidak mundur mendekati Sita, dia berniat akan membantu Sita merubah kehidupan keluarga Sita.
Kegigihan Sita membuat Amir semakin menyukainya.
"Semoga dengan melihat keadaan keluargaku Pak Amir tidak lagi mendekatiku," ulas Sita di benaknya.
Merasa akan terbebas dari Bosnya Sita seperti kijang yang lepas dari kandangnya. Bahagia menyelimuti hatinya.
Usai berbincang-bincang dengan kedua orang tua Sita, Amir akhirnya minta izin pulang. Mereka beranjak dari kursinya menuju mobil yang terparkir di halaman. Amir masuk ke dalam mobil dengan kaca jendela yang masih terbuka. Mobil perlahan melaju meninggalkan rumah Sita.
"Hati-hati Nak di jalan," ucap Ibu Sita mengingatkan. Sita dan orang tuanya kembali masuk ke rumah setelah mobil tak terlihat lagi.
Senyum Amir mengembang  wajahnya  ceria. Dia bangga mendapat Sita yang polos dan gigih. Kesederhanaan Sita tidak mengurangi kecantikannya.
"Nak, sepertinya kamu tidak bahagia. Siapa dia sebenarnya? tanya ibuhya.
"Dia Bosku Bu, Sita juga bingung tiba-tiba dia mengantarku pulang," balas Sita.
"Hati-hati Nak, jangan terlalu berharap ."
Sita memahami yang dimaksud ibunya.
"Terima kasih Bu nasihatnya," ucapnya sembari memeluk ibunya.
"Bu, Sita mau membersihkan badan dulu, sudah tidak nyaman," ucapnya.
Bersambung....
Jakarta, 6 Nov 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H