"Cie, cie.... yang lagi senang," goda Vivi sembari menghampiri Sita.
Wajah Sita yang memerah, tidak bisa berbuat sesuatu.
"Selamat ya Sita cantik, kamu beruntung dapat perhatian dari CEO, jangan kuatir Sit, CEO tidak sembarangan memilih wanita," tuturnya menenangkan hati Sita.
Tina mencibirkan bibirnya tanda tidak suka kepada Sita.
"Siap-siap saja menderita tidak mungkinlah CEO sungguh-sungguh," gerutunya.
Vivi menoleh Tini lalu mengjampirinya.
"Eh, Tini kalau cemburu bilang, jaga sikapmu ya nanti kena batunya baru tahu," ucap Vivi.
Sita tidak mau menanggapi Tini, lebih baik dia melanjutkan tugasnya.
Jarum jam sudah menunjuk angka 04. 00 WIB, waktu pulang sudah tiba. Sita tidak mau berlama-lama. Sebelum Amir datang menghampirinya, dia sudah lebih dahulu melangkahkan kakinya.
"Vi, yok pulang," ajaknya terburu-buru.
"Sit, tunggu kita barang," imbuhnya sambil berlari mengejar Sita yang sudah duluan berjalan.