"Tidak usah menghiraukan orang lain," balas Amir.
Tersentak Sita akan ucapan Amir, padahal dia berucap di bibir.
Sesampai di parkiran gegas CEO turun lalu membuka pintu.
"Silakan keluar Sita cantik," ungkap Amir.
Wajah Sita memerah mendengar ucapan Amir.
Dada Sita begermuruh, baru kali ini di bersama seorang pria. Dia selalu menghindar bila ada cowok yang mendekatinya.
Pandangan para karyawan tertuju kepada mereka berdua saat memasuki kantor, termasuk Tina yang selalu sinis akan kepintaran Sita. Dibulatkannya kedua bola matanya dan kedua tangan menutupi mulutnya yang menganga.
Tak seorang pun yang berani buka suara.
Sita diantar sampai ke meja tempatnya bekerja.
"Ingat pesanku tadi," ucap CEO singkat.
Ia pun berlalu kembali ke ruang kerjanya.