"Makanlah, besok sudah diizinkan pulang," tutur CEO memberi semangat.
"Baik Pak, terima kasih."
CEO dan Eni berpamitan
Malam terasa dingin sontak bu Sita terbangun dari tidurnya. Dia teringat akan anak lelakinya yang sudah lama merantau.
"Anakku Ridwan ada apa denganmu Nak, perasaan ibu tidak enak. Moga tidak terjadi sesuatu," Bu Sita bermonolog.
Dalam kerinduannya terhadap Ridwan membuat Bu Sita sedih.
Air matanya bercucuran menganak sungaidoa. Lantunan doa pun terucap di bibirnya.
Ayah Sita tersentak mendengar suara tangisan. Dia pun bangun lalu melihat  istrinya.
"Ada apa Bu, mengapa menangis? tanya ayah Sita.
Bu Sita menceritakan yang sebenarnya. Ia kuatir akan anaknya Ridwan.
"Anak kita baik-baik saja Bu. Sudah tidurlah nanti jadi sakit," pinta ayah Sita.
Ibu Sita menuruti apa kata suaminya.