"Oh, kalian rupanya. Puji Tuhan sudah sampai dengan selamat," kata nenek sembari melirik ke dalam mobil. Osal cucunya sudah tidur. Nenek meraihnya dari pangkuan Lia.
"Sini, cucuku biar kugendong," ucap Nenek. Osal pun di bawa Nenek menuju kamar mereka. Dengan perlahan Osal dibaringkan di atas kasur yang sudah beralas seprei.
 Bu Lia menyusul nenek ke kamarnya. Lia kuatir Osal terbangun. Dia bisa teriak kalau mamanya tidak ada di sampingnya.
"Pasti kalian sudah capai dan lapar. Ayo makanlah dulu, mama sudah masak," kata nenek sembari menghidangkan di meja makan. Menantu ayo makan," ajak nenek.
"Baik, Bu terima kasih," jawabnya.
Bu Lia yang sudah lapar perlahan keluar dari kamarnya meninggalkan Osal di kamar. Lory juga sudah ada di kamar.
"Kami sangat cemas tadi Ma, hujan deras sekali disertai angin yang bertiup kencang. Macetnya juga terlalu," tutur Lia yang terasa lelah.
 Usai melantunkan doa Lia dan menantu Nenek pun makan bersama.
"Ayo, makan yang banyak," kata Nenek memberi semangat.
Mengingat terkena macat yang panjang, mereka sudah kelaparan hingga menantu dan anak makan dengan lahapnya. Ayam goreng humbu kuning dengan sambal teras.
Usai makan anak dan menantu ingin merebahkan raganya. Netranya sudah tidak dapat ditahan