Mohon tunggu...
Sefiera_XII MIPA 2
Sefiera_XII MIPA 2 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - tugas sekolah

be yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sang Panglima Besar

21 November 2021   12:26 Diperbarui: 21 November 2021   13:05 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah melakukan Gerilya selama beberapa bulan, Jenderal Soedirman kemudian diminta untuk kembali ke Yogyakarta namun ia menolaknya. Akhirnya pemerintah meminta jasa baik kolonel Gatot Subroto, Panglima divisi 11 yang akrab dengan Jenderal Soedirman bahkan ia menyebut Soedirman dengan sebutan "adik".

Soedirman menerima surat yang ditulis oleh Gatot Subroto, yang sebagaimana isi surat tersebut adalah :
Saya paham mengenai pendirian adik, namun kehadiran adik di Surabaya juga sangat diperlukan. Adik seharusnya menjaga kesehatan sendiri, jangan lupa untuk beristirahat dan jangan bekerja terlalu berat juga. Jangan sampai adik mati konyol, bagaimana cita-cita adik tercapai, bagaimana cara adik memperjuangkan perjuangan tersebut itu tidaklah mudah. Meskipun buahnya tidak dapat dipetik namun melihat pohonnya subur kita merasa senang dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Yang Maha Kuasa. Inilah pertama kali saya selaku saudara tua adik minta ditaati.....
Begitulah sekiranya isi surat tersebut.

Setelah membaca surat tersebut akhirnya Soedirman pun kembali ke Yogya bersama rombongan nya pada tanggal 10 Juli 1949.

Di sepanjang jalan, rakyat menyambut kedatangan Soedirman. Mereka berharap dapat melihat Soedirman yang dimana ia lebih memilih di Gerilya dibandingkan dengan hanya diam di tempat tidur untuk beristirahat. Kedatangan tersebut disambut dengan parade militer. Melihat tubuh Soedirman yang kurus dan pucat membuat para anggota TNI meneteskan air mata melihat keadaan fisik Panglima Besar seperti itu membuat perasaan kagum dan haru menjadi satu.

Selama di Gerilya keadaan Soedirman sangat menurun, dan beberapa kali juga Soedirman jatuh pingsan. Setibanya di Yogyakarta keadaan Soedirman di cek kembali, ternyata paru paru yang tinggal sebelah sudah terjangkit penyakit. Panglima besar pun harus beristirahat total karena keadaan fisiknya di rumah sakit Panti Rapih.

Soedirman menulis surat permohonan diri untuk meletakkan jabatannya sebagai panglima besar dan mengundurkan diri kldari dinas ketentaraan kepada presiden Soekarno pada tanggal 1 Agustus 1949. Namun surat tersebut tidak dikirimkan karena akan timbul perpecahan. Surat tersebut terkenal dikarenakan isi surat tersebut yaitu :
"Satu-satunya hak yang tetap utuh dan tidak berubah-ubah adalah Angkatan Perang Republik Indonesia atau TNI dan itu adalah milik Nasional Kemerdekaan Republik Indonesia".
Sementara itu keadaan sang panglima besar semakin memburuk, sehingga harus beristirahat di Pesanggrahan Militer Magelang.

Tanggal 29 Januari 1950, saat berusia 34 tahun kurang sembilan hari Soedirman menghembuskan nafas terakhir nya dikarenakan penyakit nya kambuh kembali. Berita tentang wafatnya Jenderal Soedirman ini tersebar luas melalui radio, Soedirman dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun